youngster.id - Startup pengolah limbah Indonesia, Waste4Change mendapatkan pendanaan dari tiga investor yakni Agaeti, East Ventures, dan SMDV. Dana segar itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan limbah menjadi 2.000 ton per hari pada 2024.
Waste4Change juga akan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam menangani limbah.
“Kami percaya bahwa dukungan kolaborasi seperti swasta, investor, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci utama mengimplementasikan circular economy dan zero-waste Indonesia,” kata Managing Director Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano dikutip dari DealstreetAsia.
Startup itu juga berencana mengembangkan platform kota pintar (smart city), khususnya perihal pengolahan limbah. Waste4Change bakal bekerja sama dengan pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia. Platform yang dikembangkan nantinya mencakup pemantauan limbah, solusi pembiayaan untuk proyek-proyek pengelolaan dari hulu ke hilir, sosialisasi dan pemberian edukasi terkait pengelolaannya.
General Partner Agaeti Ventures Agaeti Ventures Michael Soerijadji mengungkapkan, tertarik berinvestasi di startup pengolah limbah karena potensinya besar dalam memecahkan masalah di Indonesia. “Kami selalu berusaha melihat perkembangan startup yang berpotensi memberikan solusi untuk masalah di Indonesia, salah satunya terkait dengan pengelolaan limbah,” katanya.
Berdasarkan studi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2015, 69% limbah Indonesia dibuang ke tempat pembuangan sampah. Lalu 23,5% lainnya dibakar, dikubur, atau dikotori secara ilegal. Hanya 7,5% saja yang didaur ulang. Waste4Change didirikan pada 2014. Awalnya startup ini mengolah limbah di satu gedung kantor saja. Hingga kini, layanan diperluas dan sudah melayani hampir 40 area komersial dan 2.000 rumah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post