youngster.id - Penyelenggara fintech payment gateway Xendit meraih pendanaan seri B senilai US$64,6 juta. Dana investasi tersebut bakal mempercepat pembangunan infrastruktur layanan perseroan dalam skala besar.
CEO & Co-Founder Xendit Moses Lo menyampaikan, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat kompleks, dengan memiliki 17 ribu pulau berbeda dan harus menghadapi regulasi dan teknologi di kawasan tersebut yang cukup menantang. Membangun sebuah ekosistem bisnis untuk masa depan dengan infrastruktur yang belum memadai, tentunya akan menghambat pelaku bisnis di Asia Tenggara
“Sehingga kami merasa investasi terbaru ini memungkinkan Xendit untuk dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur pembayaran digital dalam skala besar dengan cepat dan menyediakan kesempatan kepada jutaan pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh Asia Tenggara untuk menuju perkembangan ekonomi digital,” kata Moses dalam keterangannya, Jumat (5/3/2021).
Pendanaan tersebut dipimpin oleh firma modal ventura global Accel dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi lebih stabil dan terpercaya di Asia Tenggara. Accel memimpin putaran pendanaan tersebut dengan dukungan tambahan dari YCombinator.
Xendit adalah perusahaan Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti program akselerator YCombinator pada tahun 2015 dan dinobatkan sebagai salah satu dari 100 perusahaan teratas YCombinator pada tahun 2021.
Xendit tercatat telah mendukung bisnis dari semua skala usaha, dan telah memproses lebih dari 65 juta transaksi dengan pembayaran US$6,5 miliar per tahun. Adapun hingga saat ini, Xendit telah mengumpulkan total pendanaan mencapai US$88 juta.
COO & Co Founder Xendit Tessa Wijaya menambahkan, dengan lebih dari 150 juta penduduk Indonesia yang sudah beradaptasi secara digital dan kelas menengah yang berkembang pesat, pihaknya percaya ekonomi digital Indonesia akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2025.
“Asia Tenggara membutuhkan akses ke infrastruktur pembayarannya sendiri yang dapat diandalkan. Platform Xendit akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital kawasan ini dan memastikan generasi pelaku bisnis berikutnya dapat berkembang pesat,” imbuh dia.
Upaya Xendit dinilai sangat sesuai dengan langkah langkah kawasan Asia Tenggara yang berkelanjutan menuju digitalisasi dan kebebasan finansial. Saat ini, Xendit hadir untuk memberi solusi pembayaran sehingga pelaku bisnis dapat menyiapkan dan menerapkan inisiatif komersial dengan cepat. Termasuk memproses pembayaran, menjalankan pasar, mencairkan penggajian dan pinjaman, dan mendeteksi penipuan.
Melalui Xendit, pelaku usaha dapat mengakses solusi pembayaran paling dapat diandalkan untuk Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara. Kemudian, melakukan deteksi penipuan terbaik di kelasnya dengan pendekatan penerusan privasi. Lalu, menerapkan API yang cepat diterapkan dalam hitungan hari, bukan bulan. Serta terdapat program loyalitas dan keterlibatan pelanggan dengan respons dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, Partner di Accel Ryan Sweeney mengungkapkan, Xendit telah membangun infrastruktur pembayaran digital modern yang mengubah cara bisnis Asia Tenggara bertransaksi. Menurut dia, Xendit juga memiliki keunikan tersendiri dibandingkan perusahaan lain.
“Kombinasi tim mereka yang terdiri dari pemahaman terhadap pasar lokal yang mendalam dan dilengkapi oleh ambisi untuk menguasai pasar global membuat mereka berada di posisi strategis untuk mendapatkan apa yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan lain di wilayah ini. Kami sangat senang dapat bermitra dengan Moses, Tessa, dan tim pendiri lainnya untuk membantu membawa Xendit ke tahap berikutnya,” tutup Ryan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post