Aplikasi Inovatif Ini Bisa Menghemat Penggunaan Air Rumah Tangga

Tim mahasiswa UPN Jogja

Tim mahasiswa UPN Jogja. (Foto: istimewa/upnjogja)

youngster.id - Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta (UPN Jogja) mengembangkan inovasi alat penghemat air dalam rumah tangga. Teknologi itu bernama Automatic Water Saving Detector and Online Water System Storage ini bisa menghemat penggunaan air bersih di masyarakat.

Secara teknis, aplikasi ini mirip dengan m-banking yakni berperan sebagai penyimpan saldo air setiap orang. Dimana teknologi ini nantinya akan dikemas dalam bentuk video. Automatic Water Saving Detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kapasitas maksimal penggunaan air harian dalam rumah tangga. Sedangkan, Online Water System Storage merupakan aplikasi yang berguna untuk memantau penggunaan air harian.

Ketua Tim Rofiq Perwira Adjie mengatakan, topik air juga menjadi poin SDGs prioritas di samping topik kelaparan, kemiskinan, dan kesehatan. Keistimewaan dari teknologi ini adalah terletak pada urgensi teknologi ini memecahkan permasalahan yang ada sekarang.

“Adanya teknologi ini dapat menjadi jawaban akan penggunaan air yang berlebihan,” katanya dikutip dari laman UPN Jogja, Senin (7/8/2022).

Tim mahasiswa UPN Jogja itu terdiri dari Rofiq (Tekling 2019), Muhammad Rifki Kurniawan (Adm Bisnis 2019), Lisa Firdaus Siti Nurjanah (Ilkom 2019), Rafli Nur Himawan (Geolog 2019), dan Khairunissa Alfianti (Adm Bisnis 2019).

Menurut Rofiq, tantangan dalam membuat PKM ini adalah penyusunan alur konsep, dimana mengharuskan tim perlu belajar lebih banyak dalam mencari referensi. Sementara dosen pembimbing tim ini Dr Heri Septya Kusuma, S.Si, M.T. mengatakan. ada beberapa tantangan yang dirasakan dalam membimbing beberapa kelompok PKM di tahun 2022 ini. “Yakni karena masih dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19, pembimbingan untuk semua kelompok PKM saya secara umum masih dilakukan secara daring via Zoom,” tuturnya.

Hal ini tentunya membuat proses pembimbingan kurang optimal karena kurangnya interaksi dua arah antara dosen sebagai pembimbing dan mahasiswa. Kemudian adanya kesulitan dalam mentransformasikan ide sebagai pembimbing kepada mahasiswa sebagai pengusul PKM.

Karena mahasiswa berasal dari beberapa jurusan yang berbeda (lebih dari 1 jurusan), maka hal ini membuat diskusi cukup sulit karena masing-masing mahasiswa memiliki kesibukan dan waku luang yang berbeda. Ia berpesan kepada mahasiswa sebagai pengusul PKM perlu lebih memiliki dan meningkatkan budaya literasi.

“Saya berharap mahasiswa UPN Jogja pada umumnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru dan yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain itu, saya juga berharap mahasiswa UPN tidak takut mencoba untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi yang ada,” pungkasnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version