youngster.id - Berangkat dari urgensi tingkat stres dan bunuh diri masyarakat Indonesia yang tinggi serta masih kurangnya upaya preventif pencegahan bunuh diri, Tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan aplikasi pendeteksi percobaan bunuh diri bernama ATARAXIA.
Mahasiswa Psikologi (UB) Andini Laily Putri mewakili rekannya mengatakan, ATARAXIA menawarkan rancangan aplikasi berbasis Artificial Intelligence (AI) demi tercapainya visi Indonesia emas.
“Aplikasi ini akan membantu mendeteksi orang-orang yang hendak melakukan percobaan bunuh diri, dari tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan. Karena sering kita jumpai, mereka biasanya akan menulis pesan melalui media sosial sebagai penandanya,” kata Andini, dilansir dari laman UB.
Aplikasi ini dikerjakan Andini bersama dua orang rekannya dari Fakultas Teknik UB, Fajrul Fallaah Hidayatullah dan Khalif Nazar Arafat.
Karya inovasi ini berhasi meraih juara 3 dalam lomba Hasanuddin Techno Fest #7. Ini adalah cabang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin pada 9 Januari – 3 Maret 2023.
Bersama timnya, Andini berhasil memukau dewan juri melalui gagasan perancangan aplikasi berbasis kesehatan mental, ATARAXIA.
Uniknya, ide dimajukannya rancangan aplikasi ini ke perlombaan muncul karena sudah sempat tidak lolos dalam seleksi internal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Brawijaya. “Sebelum mengikuti lomba ini pun kami juga menambahkan beberapa hal yang sepertinya akan menjadi celah untuk mengisi kekurangan sebelumnya supaya lebih mutakhir lagi gagasan yang kami bawakan,” jelas Andini.
Perlombaan ini juga meninggalkan kesan yang menyenangkan bagi Andini yang berlatar belakang mahasiswa rumpun ilmu sosial. Salah satunya karena dapat mengenal dan merasakan persaingan dengan teman-teman baru di lingkup ilmu teknik dan eksakta.
“Di kompetisi itu hanya saya sendiri yang dari bidang sosial, yang lainnya dari teknik. Jadi saya bertukar informasi, pengalaman, dan ya di situlah senangnya karena saya bisa mengenal daerah yang belum pernah saya kunjungi juga yaitu di Makassar dan belajar budaya mereka,” ujarnya.
Selain itu, Andini juga memberikan tips dan motivasi untuk mahasiswa lainnya untuk berani mengikuti perlombaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Terutama untuk mahasiswa yang masih merasa enggan berada di satu tim bersama teman-teman baru di luar fakultas.
“Teman teman juga jangan malas untuk mencari informasi, karena di Instagram itu banyak sekali instansi dan pihak, dan bisa disesuaikan dengan minat teman-teman yang beragam,” tambahnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post