youngster.id - Fatty acid methyl ester (FAME) atau yang lazim dikenal sebagai biodiesel, belakangan ini tengah ramai digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Ternyata bukan hanya kelapa sawit, biodiesel juga bisa dihasilkan dari minyak goreng bekas (jelantah).
Ide mengubah minyak jelantah jadi biodiesel digagas oleh tim BI Fuel mahasiswa IPB University. Ide ini menjadi juara 3 Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) dari Aspek Energi Bersih Terbarukan dan Terjangkau yang digelar Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Ketua Tim BI FUEL Shabrina Ghaissan mengatakan, ide biodiesel dari minyak jelantah karena minyak jelantah dapat diproses menjadi biodiesel melalui esterifikasi.
“Dalam proses produksinya dihasilkan gliserin sebagai produk sampingan hasil esterifikasi. Pada dasarnya bisnis biodiesel dari minyak jelantah sudah banyak dieksekusi di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga bukanlah sebuah bisnis baru,” ucap Shabrina yang dilansir dari laman ipb.ac.id.
Dia menjelaskan, terdapat pada model bisnis yang kolaboratif dan integratif. Ia menjelaskan, kolaborasi terintegrasi ditekankan pada bisnis BI FUEL untuk mengokohkan keberlanjutan usaha dalam jangka panjang. Selain itu, bisnis BI FUEL berbasis sociopreneur sehingga tujuan bisnis tidak semata-mata hanya profit atau keuntungan materi, namun juga kesejahteraan nelayan kecil.
Lebih lanjut, Shabrina menjelaskan, BI FUEL menjual biodiesel kepada nelayan dengan harga di bawah pasar yakni Rp5.150 per liter. sedangkan kepada non nelayan Rp9.300 per liter.
“Kami memberikan harga berbeda karena banyak nelayan yang masih kesulitan menjangkau bahan bakar yang dirasa mahal,” papar Rifda Sajida, anggota tim BI FUEL dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University.
Tim BI FUEL mendapat bimbingan dari Dr Burhanuddin, dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University. Selain itu, tim BI FUEL juga didampingi oleh beberapa dosen lain seperti Prof Erliza Hambali, Dr Feryanto, Dr Anna Fariyanti, dan Suhendi, MM.
Dr Burhanuddin selaku dosen pembimbing utama menyebutkan, BI FUEL menjadi solusi bagi lingkungan, mengurangi pencemaran air, serta memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku utama. Dengan demikian, BI FUEL merupakan energi yang ramah lingkungan tanpa menyebabkan polusi.
“Gagasan BI FUEL sendiri unik karena mengintegrasikan kolaborasi di hulu dan hilir yang menghubungkan bisnis aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara bersamaan. Prosesnya banyak melibatkan komponen masyarakat, sehingga merupakan bisnis yang prospektif dan layak dioperasikan,” ujar Dr Burhanuddin.
STEVY WIDIA
Discussion about this post