youngster.id - Pandemi COVID-19 telah merenggut banyak jiwa, termasuk tenaga kesehatan. Mengutip dari Instagram Ikatan Dokter Indonesia pada November lalu, tercatat ada 168 dokter mulai dari dokter umum hingga dokter spesialis. Dari data tersebut tidak sedikit pula dokter gigi yang harus meregang nyawa akibat COVID-19.
Banyaknya kasus dokter gigi tertular COVID-19 dikarenakan, dokter gigi bersentuhan langsung dengan mulut pasien untuk diperiksa giginya. Menyikapi hal tersebut, Telkom University melalui Fakultas Teknik Elektro dan Fakultas Industri Kreatif Telkom University berkolaborasi menciptakan Dentist Protective (Dentpro).
Menurut Dosen Fakultas Industri Kreatif Telkom University Hardy Adiluhung, alat ini diperuntukan kepada dokter gigi sebagai alat pelindung saat menjalani praktek. Melalui alat ini dokter akan terhindar dari semburan aerosol dan droplets. Pasalnya, walaupun peralatan APD sudah mendukung, namun perlu tambahan APD yang lebih maksimal sehingga Dokter dan pasien lebih terlindungi dari sebaran virus ataupun kuman di ruang praktek dokter.
“Alat ini dilengkapi dengan Mesin Vacuum Aerosol & Droplets yang menggunakan HEPA Filter Sterilisasi Bakteri dan Sinar UV-C Sanitizer. Cara kerjanya melalui mesin vacuum berdaya sedot tinggi, dengan jalur yang terhubung ke beberapa box, Box 1 Sinar UV-C Sanitizer dua titik, lalu terhubung ke box 2 Sinar UV-C Sanitizer dan HEPA Filter sebagai Filter Sterilisasi Bakteri yang ada di ruangan. Sistem vacum sedot aerosol dan droplets ini dihubungkan langsung pada posisi rongga mulut pasien, saat dokter melakukan pemeriksaan rongga mulut,” jelas Hardy dalam siaran pers Humas Telkom University, Rabu (16/12/2020).
Hardy mengungkapkan, alat ini dibangun selama kurang lebih 4 bulan. Terlibat tim dosen baik dari FIK dan FTE, juga tim mahasiswa yang terlibat. Dalam prosesnya alat ini telah diuji coba di Klinik Pratama Telkom University yang direspon cukup baik oleh dokter gigi bersangkutan.
“Selama uji coba, kami mendapat respon baik dari pihak Klinik Pratama dan Telkom Medika, selain itu kami juga mendapat dukungan dari perkumpulan dr Gigi di Universitas Airlangga Surabaya, dan UNAIR menjadi salah satu universitas yang mendukung di riset kami ini.” Jelasnya.
Hardy berharap alat ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh dokter gigi di Indonesia, mengingat dalam kondisi pandemic ini, dokter gigi bisa mendapat perlindungan lebih melalui alat tersebut.
“Besar harapan kami produk inovasi ini akan berkembang kedepannya dan berkontribusi bagi dunia medis di Indonesia khususnya dunia kedokteran gigi, sebagai perlindungan praktek di saat pandemik, karena, mau tidak mau, pemeriksaan kondisi mulut di dokter gigi harus berjalan, guna menghindari kondisi gigi semakin parah,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post