youngster.id - Melonjaknya jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 menyebabkan rumah sakit di Indonesia kekurangan alat serta petugas medis khusus untuk menangani pandemi virus ini.Salah satunya adalah ventilator yang membantu pasien yang kesulitan bernapas mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Terpacu akan itu Tim ITB mengembangkan ventilator portable.
Tim yang dipimpin Dr Syarif Hidayat, Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dari Kelompok Keahlian Ketenagalistrikan, mengembangkan ventilator yang dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis.
“Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien covid-19 pada gejala klinis tahap 2) , bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Jam’ah Halid selaku Manajer LPP Salman yang turut serta dalam pengembangan ventilator tersebut yang dilansir Humas ITB belum lama ini.
Prototype Vent-I telah dipresentasikan di depan dokter senior Fakultas Kedokteran Unpad. Pada Presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan, yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), CPC (Continuous Pressure Control), dan SPC (Synchronize Pressure Control).
“Pertemuan ini merupakan pertemuan kami yang ketiga dan tim dokter sangat mendukung pengembangan vent-I dan menyarankan terlebih dahulu untuk mengembangkan fungsi CPAP yang saat ini dibutuhkan oleh pasien COVID 19” jelas Jam’ah.
Fungsi CPAP pada ventilator tersebut dapat digunakan oleh pasien yang mengalami sesak namun masih dapat bernapas sendiri agar tidak sampai harus dirawat di ICU.
Inisiatif Dr. Syarif Hidayat ini sejak awal didukung oleh YPM Salman ITB. Upaya ini selanjutnya didukung oleh LPPM ITB dan mendapat bantuan konsultasi teknis dari tenaga medis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Purwarupa produk ventilator darurat tersebut diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia). Tim ini telah diminta untuk mempresentasikan rencana pengembangan ventilator tersebut pada video conference dengan Wakil Menteri BUMN dalam agenda presentasi dan pembahasan alat ventilator.
Tindak lanjut setelah pertemuan tersebut adalah kementerian kesehatan menugaskan BPFK ( Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan ) untuk melakukan serangkaian pengujian Vent-I. Target awal dari Tim adalah membuat 100 buah Vent-I secara in house untuk disumbangkan ke Rumah Sakit yang membutuhkan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post