Kafture, Cangkir Kopi Ramah Lingkungan

Universitas Pasundan

Penghargaan business plan terbaik pada program pendampingan JFLS. (Foto: istimewa)

youngster.id - Mahasiswa Universitas Pasundan membuat produk inovasi berupa cup minuman ramah lingkungan, Kafture. Tidak seperti cup plastik yang menyumbang volume sampah, Kafture bisa digunakan sebagai pupuk karena mudah terurai (biodegradable). Kafture akan menyatu dengan tanah dan bermanfaat bagi lingkungan.
Inovasi ini dicetuskan Gita Putri Madhani mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Pasundan. Gita mengatakan, proyek rancangan bisnis ini dikerjakan secara tim yang seluruhnya merupakan penerima Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS).

“Meskipun masih berbentuk rancangan, tapi sebelumnya kami sudah melakukan riset berbekal jurnal ilmiah. Eksekusi dan uji penggunaan cup-nya belum dilakukan, namun ide tersebut bisa jadi potensi bisnis karena punya unique selling point,” katanya dilansir humas Universitas Pasundan, baru-baru ini.

Menurut Gita, inovasi Kafture (Kreatif & Cup from Nature) berangkat dari isu lingkungan akibat menjamurnya kafe dan kedai kopi di Kota Bandung. Guna menangani limbah plastik dan ampas kopi, menurut Gita, kedai kopi memiliki tanggung jawab untuk mengolahnya kembali. Minimal, mengganti cup plastik dengan tumbler atau botol.

Kafture terbuat dari campuran limbah ampas kopi, agar-agar, glycerol, cuka, dan pati. Dia menjelaskan, ide ini muncul dari banyaknya limbah ampas kopi dalam skala besar. “Cup ini sekali pakai dan tidak sesolid cup plastik. Kami menggunakan ampas kopi murni yang kalau dibaurkan ke tanah bisa jadi pupuk. Kami pernah mencoba menggabungkan bahan-bahannya dan memang ramah di tanah,” jelasnya.

Di beberapa kedai kopi, sistem ini sudah diterapkan. Kendati demikian, hanya sedikit kedai kopi yang mengolah limbah plastik dan ampas kopi sebagai produk bermanfaat.

“Selain pupuk, limbah ampas kopi sebetulnya dapat diolah menjadi pengharum ruangan, sampo, sabun, bahkan lilin. Produknya bisa dijual di kedai, jadi di satu sisi mereka membantu menanggulangi isu lingkungan, tapi juga menawarkan unique selling point,” tandas Gita.

Saat ini, Kafture belum ada rencana untuk diproduksi dan dikomersialisasikan. Namun, dari hasil pitch deck, harga satu cup Kafture dipatok 5 ribu rupiah. Dibanding cup plastik, harga Kafture memang sedikit mahal, tetapi berdampak baik bagi lingkungan.

“Kami tidak mematok harga terlalu tinggi, karena kedai kopi pasti berpikir mana yang lebih worth it. Kalau mau lebih murah, kami bisa jalin in kind partner dengan kedai kopi, mereka menyediakan ampas kopi, kami yang olah. Jadi win win solution,” pungkasnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version