youngster.id - Sebagai upaya, memajukkan dunia pertanian di Indonesia.Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran, kembali mengembangkan alat pertanian multifungsi untuk tanaman holtikultura.
Mereka adalah Pipit Pitriani (Agribisnis 2015), Fajar Budi Cahyanto (Fisika 2015) dan Khairunisa Ainun (Agroteknologi 2014) yang mencoba mengembangkan alat bernama “Kita Nougaku” ini yng merupakan alat multifungsi yang terdiri dari dua bagian, yaitu: mobil tanam-panen dan paper chain pot.
Mobil tanam-panen digunakan untuk proses penanaman dan pemanenan. Sementara paper chain pot digunakan untuk pemupukan yang terdiri dari 3 lapisan kertas. Setiap lapisan kertas akan terdegradasi berdasarkan proses penanaman selama kurang lebih 45 hari.
Pipit Pitriani mengungkapkan, pengembangan alat ini didasarkan atas menurunnya jumlah petani Indonesia setiap tahunnya. Guna menyiasati sedikitnya jumlah petani ini, dibutuhkan suatu alat yang efektif dan bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus.
“Alat ini diterapkan pada tanaman hortikultura dimana di Indonesia sendiri tanaman hortikultura memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,” ungkap Pipit yang didampingi dosen pembimbing dosen Fakultas Pertanian Unpad Vira Kusumah Dewi, PhD yang dilansir Humas Unpad belum lama ini.
Nama “Kita Nougaku” diambil dari bahasa Jepang, yaitu gabungan dari kata kikai (alat), ta kino (multifungsi), dan Nougaku (pertanian).
Menurut Pipit, penggunaan Kita Nougaku tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Proses penanaman sampai dengan pemanenan bisa dilakukan hanya menggunakan satu orang tenaga kerja dengan luasan lahan sekitar 0,5 ha.
“Sistem kerja alat ini hanya perlu mengoperasikan mobil tanam-panen pada saat penanaman. Untuk pemanenan tinggal menarik tuas khusus sehingga mobil akan memanen secara otomatis. Proses ini tidak memerlukan aktivitas petik satu persatu sehingga membutuhkan waktu yang lama, ” jelas Pipit lagi.
Selanjutnya, untuk pemupukan, petani tidak perlu lagi membuat lubang pupuk secara manual. Ini disebabkan, paper chain pot yang ada di alat ini sudah mengandung pupuk.
Protipe “Kita Nougaku” berhasil lolos pendanaan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI. Tim ini masuk pada kategori PKM Karsa Cipta (PKM KC).
Selain didanai, mahasiswa juga mendapat dukungan dari Fakultas Pertanian Unpad, Balai Besar Pulp dan Kertas, serta Bank Jawa Barat dan Banten (BJB). Banyak dukungan ini diharapkan prototipe ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan bisa diaplikasikan di kalangan petani holtikultura.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post