youngster.id - Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoardjo merancang kursi roda untuk mempermudah para penyandang disabilitas. Karya mereka lolos dalam kompetisi alkes INDOHCF Inovation Awards 2017.
“Kursi roda listrik atau inovasi ini kami bernama Postwec: Power Stand Up Electric Wheelchair,” kata Thasya Tamara Putri mewakili teman-temannya saat ditemui Selasa (23/5/2017) di acara INDOHCF Inovation Awards 1 – 2017, Hotel Raffles Jakarta.
Thasya membuat kursi roda elektrik ini bersama Fariz, Iman Adityaresa, dan Rizky kurniawan.
Lebih lanjut, Thasya menjelaskan kursi roda elektrik ini menggunakan joystick (stik playstation) yang dihubungkan melalui sistem wireless. Fungsinya untuk membuatpenyandang disabilitas lebih mudah berdiri maupun bergerak dengan kecepatan yang diinginkan penggunanya.
“Fitur dari kursi roda itu bisa memiliki kemampuan untuk memudahkan penggunanya berdiri. Ini dikontrol menggunakan joystick dan sangat mudah digunakan,” terangnya.
“Kursinya bisa bergerak ke atas dengan posisi135 derajat, sehingga bisa menjangkau tempat tinggi. Jadi menurut kami ini cukup membantu para disablitas untuk menjangkau tempat yang tinggi ketika dari duduk kemudian berdiri sekitar 135 derajat,” ujarnya menambahkan.
Tak cukup sampai disitu, penemuan menarik kelima siswa SMA ini juga dilengkapi Sdengan obstacle detection. Dimana melalui teknologi tang terdapat pada kursi elektrik juga menggunakan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi jarak.
“Jadi, ketika ada orang di belakang atau benda di belakang kursi roda. Orang atau benda itu bisa terdeteksi tujuannya agar tidak tertabrak. Kursi ini juga dilengkapi portable charge dengan menggunakan tenaga aki sehingga bisa digunakan selama 60 menit dengan kecepatan jalan sekitar 10 km/jam, ” paparnya.
Menurut Thasya, ide kursi roda elektrik tersebut tak lain datang dari rekannya yang memiliki kerabat salah seorang penyandang disabilitas yang kesulitas untuk berdiri. “Insiprasinya datang ketika aku dan teman -teman melihat salah seorang penyandang disabilitas kesulitan menjangkau tempat tinggi dan berdiri. Melihat itu kami langsung kepikiran untuk membuat sesuatu bagi mereka, ” tuturnya.
Proses pembuatan kursi roda elektrik karya Siswa Muhammadiyah 2 Sidoardjo ini berlangsung hampir satu tahun. Ini merupakan bagiand ari program ekrakulikuler sekolah yang dikenal dengan sebutan rekto smamda.
“Ini ada ekstrakulekuler di sekolah namanya rekayasa teknologi (rekto smamda) SMA Muhammadyah 2 sidoarjo yang bisa mendukung kegiatan inovasi tersebut. Biar penggunanya nyaman ketika menggunakan kursi ini kami juga melengkapinya dengan belt agar seimbang ketika si pengguna berdiri dengan kursi ini, ” urainya.
Menurut dia, mereka menghabiskan uang sebesar Rp. 15 juta untuk inovasi ini. Karya kursi roda ini dibanderol seharga Rp. 10 juta.
Ketua Umum IndoHCF, Supriyantoro, mengatakan melalui penghargaan IndoHCF Innovatio Award 2017 ini diadakan sebagai sumbangsih dari IndoHCF untuk mendukung perkembangan dunia kesehatan di Indonesia, khususnya dalam pelaksanaan program pemerintah dan inovasi oleh anak bangsa.
“Dari 10 finalis ang tersisa ini merupakan sumbangsih hasil karya dari anak negeri bagi dunia kesehatan di Indonesia. Nah seperti halnya Thasya dan rekannya merupakan finalis termuda yang lolos dikompetisi ini, “jelas Supriyantoro.
“Kami berharap kegiatan semacam ini tahun depan bisa diadakan lagi. Tentu akan banyak sekali manfaatnya khususnya bagi perkembangan dan kemajuan dunia alat -alat kesehatan di Tanah Air, ” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post