Lampu Anti Boros Dari Kaleng Bekas

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lampu Slocan alias Solar in a Can. (Foto: UGM/Youngsters.id)

youngster.id - Inovasi yang pedui lingkungan dilakukan oleh empat mahasiswa dari Yogyakarta. Mereka menciptakan lampu ramah lingkungan dengan memanfaatkan kaleng bekas dan cahaya matahari.

Lampu ramah lingkungan garapan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) itu diberi nama Slocan alias Solar in a Can. Inovasi tersebut adalah karya dari Aditya Ramdhona, Anggraini Puspitasari, Nesditira Sunu, dan Satrio Bayu Aji.

Aditya mengatakan, ide lampu ini bermula dari keprihatinan mereka atas banyaknya sampah kaleng. Di lain sisi, mereka juga melihat kondisi konsumsi listrik di Indonesia cukup boros di siang hari.

“Masih banyak terjadi pemborosan energi dengan penggunaan lampu di siang hari baik di perkantoran maupun rumah. Sementara potensi sinar matahari di luar ruangan jumlahnya tidak terbatas,” terang Aditya seperti dilansir dari laman UGM, Minggu (16/7/2017).

Menurut Aditya, penggunaan lampu di siang hari disebabkan oleh akses cahaya matahari yang terbatas ketika masuk ke dalam ruangan.

“Ruang akan gelap bila lampu tidak dihidupkan meskipun pada siang hari. Solacan ini hadir untuk mengatasi persoalan itu,” imbuhnya.

Aditya menjelaskan, cara kerja lampu ramah lingkungan dari kaleng bekas itu cukup mudah dan sederhana. “Prinsip kerjanya dengan pemantulan cahaya,” jelas Aditya.

Selain hemat listrik, Sunu menambahkan, penggunaan kaleng bekas menjadi lampu dalam ruangan mampu mengurangi pencemaran lingkungan.

“Pemanfaatan kaleng bekas menjadi Solacan ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah kaleng bekas,” tambahnya.

Ia berharap produk hasil kreativitas timnya ini bisa dikembangkan secara massal oleh masyarakat termasuk para pemulung sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

“Kami berharap Solacan ini dapat dimanfaatkan secara luas untuk kepentingan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version