Selasa, 28 Maret 2023
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result

Limbah Kakao Jadi Nata de Cocoa

3 Mei 2016
in Innovation
Reading Time: 2 mins read
Limbah Kakao Jadi Nata de Cocoa

Mahasiswa UGM bantu petani kembangkan limbah kakao jadi nata de cocoa dan produk olahan (Foto: Dok. UGM)

youngster.id - Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, setelah Ghana dan Pantai Gading. Hingga saat ini, produksi kakao secara nasional mencapai 700 ribu ton.

Sayangnya, potensi ini belum digarap secara optimal oleh masyarakat. Kebanyakan petani hanya menjual biji kakao yang telah difermentasi. Sedangkan daging dan kulit kakao hanya menjadi sampah.

Misalnya, di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, sebagai salah satu produsen kakao di Yogyakarta. Namun produk olahan dari kakao itu masih sangat minim.

Prihatin atas fenomena itu, lima mahasiswa UGM, yaitu Dewi Purnama Sari, Choirun Nisa, Wahyu Setyaning Budi, M. Rakan Fauzi, dan Eleonora Valentia SM, mencoba mengoptimalisasikan potensi agrobisnis kakao melalui pengembangan produk sampingan kakao atau Cacaopack.

Baca juga :   UGM Juara Kompetisi Inovasi Ketahanan Pangan YSEALI

“Kecamatan Patuk ini merupakan produsen kakao yang sedang berkembang saat ini. Hanya saja jika dibandingkan dengan wilayah lain seperti Sulawesi dan Jawa Timur, produksi di wilayah ini masih tertinggal,” kata Dewi, Senin (2/5) dikutip dari laman UGM.

Menurut Dewi, selama ini petani kakao di Putat hanya menjual biji kakao yang sudah difermentasi, sehingga keuntungan yang diperoleh tidak begitu besar.

Melalui program Cacopack ini mereka memberikan pendampingan pengolahan limbah kakao menjadi produk yang bernilai ekonomis pada sekitar 50 petani kakao yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Subur. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan adalah pembuatan nata dari limbah daging buah (pulp) kakao.

Baca juga :   Nyampah Corporation, Startup Pengolah Limbah Organik

Dijelaskan Dewi, dalam proses fermentasi kakao biasanya membutuhkan 20% daging buah (pulp) kakao sebagai starter pada proses fermentasi. Sementara itu, 80% sisanya tidak digunakan dan menjadi limbah. “Limbah pulp yang tidak dipakai inilah yang akan digunakan dan diolah menjadi nata de cocoa,” jelasnya.

 

Membantu Membuat Produk Olahan dan Pemasaran

Para mahasiswa juga memberikan pelatihan pengolahan limbah kulit kakao menjadi aneka produk olahan. Produk olahan tersebut, antara lain, menjadi pupuk kompos, dibuat sebagai tepung untuk lukisan, sabun cair, pakan ternak dan pakan cacing, serta kerajinan dari kulit kakao kering.

“Sebagian besar masyarakat hanya menimbun kulit kakao ini. Sementara sebagian lainnya dijual ke pengepul pupuk dan pakan ternak dengan harga rendah,” tuturnya.

Baca juga :   Universitas Mercu Buana Juara di Kompetisi Inovasi Seoul

Choirun Nisa menambahkan mereka tidak hanya membantu masyarakat Patuk dalam pengolahan limbah kakao saja. Namun, mereka juga berusaha membantu dalam pemasaran produk.

Dengan pemberian pelatihan pengolahan limbah pulp dan kulit kakao diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia kreatif, terampil, dan inovatif dalam pengembangan produk kakao. Dengan begitu, ke depan masyarakat dapat mengembangkan berbagai produk olahan kakao secara mandiri, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Melalui hasil olahan limbah kakao tersebut juga diharapkan dapat mendongkrak potensi agrowisata dan agribisnis di Kecamatan Patuk,”tukas Nisa

 

STEVY WIDIA

Tags: agribisnisagrowisatalimbah kakaonata de cocoa
Previous Post

Dukungan Teknologi Bantu Penerapan Sistem Pembelajaran Abad 21

Next Post

Google Mesin Text-to-Speech Bisa Berbahasa Jawa

Related Posts

drone bawah laut ARHEA
Innovation

Drone ARHEA Merevolusi Studi Oseanografi

14 Maret 2023
0
Undip IPITEx 2023
Innovation

Inovasi Biodiesel Bahan Minyak Jelantah Raih Medali Perak di IPITEx 2023

2 Maret 2023
0
mahasiswa Farmasi Universitas Pelita Harapan (UPH)
Innovation

Mahasiswa UPH Mengolah Centella Asiatica Jadi Alternatif Pengobatan Kanker

22 Februari 2023
0
Load More
Next Post
Google Mesin Text-to-Speech Bisa Berbahasa Jawa

Google Mesin Text-to-Speech Bisa Berbahasa Jawa

Pos Indonesia Didorong Terjuni E-Commerce

Lazada Gandeng Pos Indonesia

Inovasi Bikin Batik Makin Dikenal

Inovasi Bikin Batik Makin Dikenal

Discussion about this post

Berita Terbaru

pemenang bangunan ikonik Indonesia

Promosikan Bangunan Ikonik Indonesia, PUBG Mobile Diapresiasi Menparekraf

28 Maret 2023
0
Bukalapak

Kuartal IV, Bukalapak Catatkan TPV Sebesar Rp41,8 Triliun

28 Maret 2023
0
AdMedika

AdMedika Dukung Taspen Life Hadirkan Produk Taspen Smart Health

28 Maret 2023
0
Telkom Business Insight

Telkom Dukung Digitalisasi Kawasan Jawa Timur melalui Event Business Insight

28 Maret 2023
0
kartu transaksi perbankan

Transaksi Bank Berbasis Kartu Meningkat Signifikan Setelah Pandemik

28 Maret 2023
0
Darknet

Bagaimana Bisnis Gelap Dilakukan Di Situs Gelap

28 Maret 2023
0
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
Copyright © 2016 - 2023 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community

Copyright © 2016 - 2023 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

Add youngster.id to your Homescreen!

Add
Go to mobile version