youngster.id - Biasanya kotoran sapi dan ampas tempe hanya berakhir menjadi sampah atau pupuk. Tapi tidak bagi Nadia Mumtazah. Limbah kotoran itu diubah menjadi biogas yang berguna sebagai sumber energi. Penelitian tersebut ia abdikan pada masyarakat hingga akhirnya mendapat penghargaan di Konferensi mahasiswa di Jepang..
Berawal dari kegiatan pengabdian masyarakat Nadia di daerah Benowo, Surabaya. Melalui proyek himpuan mahasiswa Teknik Kimia, ia berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat Benowo sekaligus mengurangi sampah kotoran sapi dan ampas tempe.
“Jadi limbah kotoran sapinya dan limbah pembuatan tempenya berkurang sekaligus pendapatan masyarakat meningkat dari penggunaan biogas,” ungkap Nadia dalam laman its.ac.id.
Menurut Nadia, kemudian penemuan ini dituangkan dalam karya tulis penelitian mahasiswa untuk konferensi ineternasional di Jepang akhir 2016 lalu.
Kedua konferensi tersebut adalah Joint International Symposium on Regional Revitalization and Innovation for Social Contribution and e-ASIA Functional Materials and Biomass Utilization (JISRI e-ASIA) serta the 11th International Student Conference on Advanced Science and Technology (ICAST) 2016 di Kumamoto.
Usahanya tidak sia sia. Meski tidak berhasil membawa penghargaan dari JISRI, pada konferensi ICAST, ia berhasil mendapatkan penghargaan Best Presentation. Dari kedua acara tersebut, ia belajar banyak hal mengenai penelitian mahasiswa.
“Menurut saya ide – ide mahasiswa ITS tidak kalah hebat dari ide ide yang dibawakan mahasiswa asing di konferensi teresbut. Hanya saja mahasiswa ITS perlu belajar lebih mengolah penelitiaannya serta membawakannya di konferensi internasional,” tuntasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post