Pengelolaan Limbah Masker Jadi Bahan Bakar Alternatif Baru

Limbah masker

Pengelolaan limbah masker. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Walau penggunaan masker berperan penting dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19 dan penyakit lainnya, namun peningkatan jumlah limbah masker yang tidak dapat terurai meningkatkan kekhawatiran global akan dampaknya terhadap ekosistem darat dan laut. Oleh karena itu, sistem pengelolaan limbah masker yang holistik melalui daur ulang produk sangat dibutuhkan.

Hal ini mendorong berbagai upaya untuk mengelola limbah masker. Salah satu langkah inovatif dilakukan Kimberly-Clark Softex bekerja sama dengan komunitas jasa pengelolaan sampah yaitu Bank Sampah Bersinar (BSB) untuk pengelolaan limbah masker. Hasilnya mereka berhasil mendaur ulang 979kg limbah masker menjadi minyak mentah selama delapan bulan terakhir.

Presiden Direktur Kimberly-Clark Softex Kadir Gunduz mengatakan, kolaborasi ini dimulai dengan tujuan untuk mencapai komitmen perusahaan untuk meninggalkan jejak lingkungan terendah dan membuka peluang finansial bagi komunitas setempat.

“Kami bertujuan untuk membawa dampak yang besar bagi masyarakat dan berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Program ini merupakan salah satu upaya kami sebagai produsen masker melalui brand Softies untuk menciptakan planet yang lebih baik dengan mendaur ulang limbah produk kami,” jelas Kadir dalam keterangan pers, Selasa (18/10/2022).

Kolaborasi antara Kimberly-Clark Softex dengan BSB berusaha untuk mengatasi permasalahan dampak negatif terhadap lingkungan dari limbah masker dengan mengimplementasi sistem pengelolaan yang efektif. BSB mengelola pengumpulan, pemisahan, dan daur ulang sampah masker di area Bandung. Dalam kurun waktu delapan bulan, Kimberly-Clark Softex telah mendaur ulang sebanyak 979 kg limbah sampah.

Hasil riset Institut Teknologi Bandung tahun 2021 menunjukkan estimasi jumlah limbah masker yang berasal dari sampah rumah tangga di Bandung mencapai 3,89 ton per hari atau setara dengan 1.421,44 ton per tahun.

Jika Bandung dapat mendaur ulang 100% masker bekas pakai, limbah ini dapat diubah menjadi 970 kg minyak mentah per hari atau lebih dari 354 ton per tahun – cukup untuk menggantikan 0,220% dari total konsumsi bahan bakar minyak di Bandung sebagai kota metropolitan.

Setiap 4 kg sampah dapat didaur ulang menjadi 0.5 kg minyak mentah yang kemudian dapat diproses menjadi bensin atau diesel nabati (green gasoline and diesel). Selain pengelolaan daur ulang sampah, program ini juga memberikan edukasi tentang pemilahan sampah dan membuka peluang finansial tambahan dengan mengikutsertakan masyarakat setempat dalam proses pengelolaan limbah.

“Kami bangga dapat menjadi partner Kimberly-Clark Softex untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang mumpuni. Kami berharap kolaborasi ini dapat berlanjut dan mencakup area yang lebih luas guna mengurangi polusi sampah dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat,” ujar Febriyanti, perwakilan dari Bank Sampah Bersinar.

Sebelum ini, Kimberly-Clark Softex juga telah menjalankan inisiatif pengelolaan limbah popok. Perusahaan mendaur ulang lebih dari 150-metrik ton limbah popok menjadi Refused Plastic Fuel (RFP), pupuk, bata ringan, minyak mentah, kertas, dan berbagai kerajinan tangan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version