Printbox Mesin Cetak Mandiri Yang Aman dan Praktis

UI Printbox

Ki-ka Alif Hikmah Fikri, Joshua Alviando, Ardanto Finkan Septa, dan Yoga Dwi Adityaputra. (Foto: istimewa/UI)

youngster.id - Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yaitu Alif Hikmah Fikri, Joshua Alviando, Ardanto Finkan Septa, dan Yoga Dwi Adityaputra mengembangkan mesin cetak Printbox yang aman dan praktis. Alat ini mengadopsi cara kerja vending machine, yaitu alat cetak dokumen yang dapat diakses mandiri.

Printbox merupakan salah satu produk dari Inventing.id, startup yang bergerak di bidang pengembangan produk perkantoran berteknologi tinggi di Indonesia. Startup ini merupakan program binaan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia (DISTP UI) dan didukung Menristekdikti di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

CEO Inventing.id Alif menuturkan, Printbox ini lahir dari isu keamanan data yang belakangan jadi perbincangan. “Kebocoran data, baik karena pencurian maupun keteledoran pemilik data, merupakan penyebab munculnya tindak kriminalitas. Hal ini bisa terjadi, karena pemilik data mencetak data pribadi, seperti KTP, kartu keluarga, dan buku tabungan di konter fotokopi.  Alat ini juga menjawab kekhawatiran mahasiswa terkait keamanan data. Dokumen yang terunggah di server akan terkunci, sehingga tidak ada yang dapat mengakses,” tutur Alif dalam siaran pers UI.

Fakultas Teknik mengungkapkan cara kerja mesin ini sangat mudah. Buka website Inventing.id, kemudian pilih upload document. Setelah itu, akan muncul pilihan cetak warna atau hitam putih serta jumlah salinan dan halaman yang akan dicetak. Setelah memilih dokumen, pengguna diarahkan melakukan pembayaran menggunakan digital payment. Pengguna akan mendapatkan QR code untuk di-scan di Printbox terdekat. Proses upload dokumen ini tidak lama, kurang lebih hanya satu menit.

Printbox menawarkan harga yang bersahabat untuk ukuran rata-rata mahasiswa. Tarif cetak hanya Rp500–Rp1.000 per lembar. Setelah tercetak, dokumen otomatis terhapus sehingga tetap aman. Hal ini sebagai upaya melindungi data pengguna agar tidak terjadi kebocoran atau pencurian data.

Printbox tersedia 10 unit di kampus UI Depok. Sedangkan di Fakultas Kedokteran UI, Salemba, tersedia satu mesin. Tercatat sekitar 30 transaksi/hari di setiap Printbox sejak MVP (minimum viable product) diluncurkan pada Maret 2020. Alif berharap lewat kemitraan dengan kampus lain akan mendorong produksi Printbox, sehingga dapat diakses masyarakat umum di ruang publik.

Alif menegaskan, Inventing.id berkolaborasi dan meneliti kebutuhan perusahaan dengan cara paling efektif dan efisien. Startup ini juga menciptakan Employee Face Recognition dan Water Level Monitoring sebagai produk unggulan mereka. Demi memberikan manfaat yang lebih luas, Inventing.id juga menyediakan program magang bagi mahasiswa yang ingin mendalami dunia startup dan belajar product development.

Direktur DISTP UI, Ahmad Gamal, mengapresiasi pencapaian ini. Dia menyebut Printbox ialah solusi sederhana yang tepat sasaran. “Seperti halnya kaum milenial yang menerima ride sharing alih-alih memiliki kendaraan pribadi, Printbox menghilangkan kebutuhan investasi printer yang utilisasinya rendah,” kata Gamal.

Printbox juga menghilangkan kebutuhan berurusan dengan customer service saat mencetak dokumen. Selain menghemat biaya operasional perusahaan, customer milenial yang melek teknologi lebih suka proses transaksi sederhana dan mandiri.

“Ini sebagian kecil dari alasan DISTP UI menginkubasi Inventing.id sebagai pemilik produk Printbox,” kata Gamal.

STEVY WIDIA

Exit mobile version