youngster.id - Perkembangan teknologi telah mendorong peningkatan dalam layanan kesehatan. Hal ini mendorong tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang smart pen medical record. Alat berbentuk pena ini dapat memberi akses data riawayat kesehatan pasien.
Anwar Syaddad selaku ketua tim menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keresahan saudaranya terkait perkembangan teknologi dan penanganan kesehatan di Indonesia. Menurutnya, sebagian besar layanan kesehatan yang ada masih dilakukan secara manual.
“Berangkat dari keresahan itulah kami merintis ide Smart Pen ini sejak awal 2022,” kata Anwar dalam siaran pers Humas UMM.
Dia menjelaskan, Smart Pen ini memiliki sistem kerja mendeteksi rekam medis secara otomatis dengan fitur fingerprint. Jadi, ketika pasien ingin memeriksa rekam medisnya, mereka hanya perlu scan sidik jari pada alat Smart Pen tersebut. Secara otomatis rekam jejak kesehatan pasien terkait akan keluar. Sehingga proses rekam medis tidak memerlukan waktu yang lama seperti sistem konvensional saat ini.
Mahasiswa Teknik Elektro juga mengatakan, ada fitur tambahan yang menarik yaitu fitur pendeteksi oxymetri. Adapun fitur tambahan ini berguna untuk menambahkan dan mengetahui data saturasi oksigen pada tubuh. Sehingga selain bisa digunakan untuk mengecek rekam medis, juga sekaligus dapat mengetahui kondisi oksigen pasien.
Selama pengerjaan, salah satu kendala yang mereka hadapi adalah akses template rekam medis. Itu tidak lepas dari aksesnya yang kini masih bersifat sangat privasi. Sehingga ia dan tim yang mendesain cukup kebingungan.
Selain Anwar tim ini terdiri dari Nahiva Nur Allyza (Kedokteran), Muhammad Akbarul Rahmadani (Kedokteran), Dinda Putri Savira (Ilmu Keperawatan), dan Janu Dea Siska (Manajemen).
Karya inovasi ini mereka tampilkan dalam program kreativitas mahasiswa (PKM) dan mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Republik Indonesia (RI).
Anwar berharap ia alat Smart Pen berbasis IoT ini bisa direalisasikan dan digunakan di Rumah Sakit. Dengan begitu, proses rekam medis yang biasanya memakan waktu lama dapat dipersingkat. “Meski alat ini masih dalam proses perancangan tetapi kami berharap nantinya bisa diimplementasi dalam layanan yang ada di instansi kesehatan,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post