youngster.id - Penyandang tunanetra biasanya menggunakan teknologi asistif berupa tongkat atau anjing pemandu untuk membantu mobilitas. Sayangnya, keduanya tidak cukup untuk meningkatkan mobilitas tunanetra secara signifikan. Maka diperlukan terobosan lewat inovasi teknologi.
Berangkat dari itu tim mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan SO-LI Sense: 3D Mapping and Artificial Intelligence Combination Based Assistive Technology for Blind People. Ini produk inovasi yang dapat melakukan pemetaan lingkungan dengan 3D Mapping untuk mengetahui secara menyeluruh objek di sekitar tunanetra dan memberikan rasa aman ketika berjalan.
Inovasi ini dibuat oleh mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidian Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) yaitu Andreas Wegiq, Ragil Setiawan, Adimas Agustinus, Muhammad Afriyansyah dan Calvin Gibran.
“Teman-teman tunanetra biasanya menggunakan teknologi asistif berupa white cane (tongkat orang buta) dan anjing pemandu untuk meningkatkan mobilitas, namun kedua alat tersebut tidak cukup untuk meningkatkan mobilitas tunanetra secara signifikan. Maka diperlukan terobosan teknologi asistif baru,” ungkap Andreas yang dilansir uns.ac.id.
Produk ini terdiri dari tiga bagian, yaitu SO-LI Helmet, SO-LI Bracelet, dan SO-LI Bag. SO-LI Helmet merupakan pemandu tunanetra untuk menghindari penghalang yang dilengkapi dengan komponen headphone sebagai speaker untuk menyampaikan informasi objek oleh asisten digital. Bagian ini juga dilengkapi dengan depth censor dan 360 derajat lidar sensor.
Lalu SO-LI Bag difungsikan sebagai tas pengolah data yang didesain khusus untuk pengolahan data berat. Di dalamnya terdapat laptop yang terinstal Robotic Operating System (ROS) untuk mengolah data hasil tangkapan sensor.
Sedangkan SO-LI Bracelet, gelang getar pemberi informasi kedekatan objek disekitar tunanetra dalam bentuk getaran. Jika ingin terhubung dengan SO-LI Bag dan SO-LI Helmet, gelang ini menggunakan komunikasi data melalui WiFi.
Produk inovatif yang diciptakan ini pun berhasil meraih Bronze Prize di Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 dan Special Award for Innovation dari Universitas King Abdulaziz, Saudi Arabia pada 30 November lalu di Korea Selatan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post