youngster.id - Universitas Brawijaya (UB) berhasil membuat kit Diagnostik GAD65, alat untuk mendeteksi penyakit diabetes secara dini untuk pasien “DM Tipe 1”. Alat berbasis “Reverse Flow Immunochromatoghraphy” atau “Rapid Test Autoimmunue Marker Autoantibodi GAD65” ini kini siap diperkenalkan ke dunia internasional.
Direktur Biosains Institute UB, Prof Fatchiyah, M.Kes., PhD mengatakan awal pembuatan kit diagnostik hingga saat ini berkembang menjadi dm tipe 1 diisolasi dari otak sapi.
“Untuk mendapatkan antibodi terhadap GAD65 diawali dengan mengisolasi otak sapi, kemudian, dimurnikan protein GADnya lalu dilakukan serial analisis menggunakan Tikus kelinci, kuda, dan monyet. Akhirnya diperoleh Antibodi Monokronal terhadap GAD65 yang murni. Kemudian dikembangkan Antibodi GAD65 ini dari rekombinasi yang berasal dari gen manusia sehingga tidak ada penolakan pada saat pengujian,”jelasnya dalam laman UB.
Salah satu hal yang harus dicatat bahwa pengembangan kit diagnostik di Institut Biosains UB harus berbasis pada bahan-bahan yang halal dan produk nasional atau sendiri.
“Hal lainnya yang kami lakukan adalah breeding hewan coba untuk berbagai penyakit manusia dan hubungannya terhadap pengujian obat dan nutrisi termasuk uji toksikologi dari obat dan nutrisi tersebut. Hal ini karena Pak Rektor minta disediakan bagi peneliti-peneliti Indonesia dengan harapan riset atau penelitian Indonesia meningkat tajam berbasis produk-produk lokal mandiri. Tapi yang kami lakukan banyak ahli di insitut biosains ini melakukan pembuatan ini dan sukses,”Kata Prof Fatchiyah.
Salah satu yang dikembangkan oleh Institut Biosains UB adalah formula pakan, misalnya membuat tikus menjadi gemuk. Pakan hewan coba dibuat dari formula-formula lemak hewan, seperti kambing atau sapi atau tanaman yang ternyata hasilnya lebih bagus daripada lemak babi.
“Kami berharap alat-alat kami pun tidak dilewati yang haram otomatis kalau orang bekerja di Institut Biosains tidak terserempet barang-barang haram tersebut,”Katanya.
Sementara itu, pada acara Grand Launching GAD65 Kit Diagnostik Direktur Biosains Institute UB, Prof Fatchiyah, M.Kes., PHd menjelaskan Institut Biosains merupakan salah satu unit usaha akademik UB yang berbasis pada Good Laboratory Practice (GLP) for production dan Good Manufacturing Practice (GMP). Dengan mengakomodasi sinergi A-B-G-C (Academy-Business-Government-to Community). Dalam pembuatannya Kit Diagnostik GAD65 berasal dari bahan-bahan halal.
Kit Diagnostik GAD65 telah melewati serangkaian test uji laboratorium dan pasien di lapang pada berbagai ras manusia menghasilkan sensitivitas yang sangat baik (100%) dan spesifisitas 91,67 % serta telah melewati uji stabilitas, sehingga saat ini siap untuk di produksi massal dan dipasarkan. Target pasar diharapkan bisa sampai ke puskesmas tidak hanya di klinik-klinik maupun rumah sakit besar. Produksi yang dilakukan selama ini untuk memenuhi kebutuhan beberapa laboratorium yang meminta rujukan hasil uji kit diagnostik untuk memperkuat diagnosa dokter.
Tim peneliti mulai memperkenalkan alat ini secara internasional dengan membawa Kit Diagnostik GAD65 Dalam forum-forum ilmiah melalui seminar internasional maupun kegiatan kerja sama dengan universitas di luar negeri. Publikasi tentang kit diagnostik GAD65 dilakukan di banyak negara sejak tahun 2012 dalam berbagai seminar internasional dan menjadi topik utama dalam berbagai kegiatan nasional seperti forum riset vaksin nasional, pada 25 agustus 2015.
Sebagai salah satu unit enterpreneur di UB dalam menunjang misi UB menuju world class enterpreneurial university, Institut Biosains telah berhasil mengembangkan produk kit diagnostik deteksi dini diabetes mellitus berbasis GAD65, yang merupakan hasil kerjasama penelitian antara Institut Biosains dengan P. Bio Farma (Persero) sejak 2012, yang diketuai oleh Prof. dr. Aulanni’am., drh., des.
Sementara itu, Rektor UB Prof. Dr. Ir. M. Bisri, MS.,berharap produk tersebut dapat mendukung kemandirian bangsa dalam pemenuhan kebutuhan alat kesehatan di masyarakat, sehingga bisa mengurangi ketergantungan dengan pihak luar.
“Saya berharap produk ini dapat mendukung program mencapai kemandirian industri alat kesehatan dengan teknologi menengah ke atas yang berbasis riset untuk pemenuhan kebutuhan nasional di tahun 2019 oleh Kemenkes RI, serta mendukung terwujudnya Indonesia sehat 2045 melalui program pengendalianpenyakit menular dan tidak menular yang juga dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI,”kata Rektor UB itu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post