youngster.id - Untuk merayakan dan mendukung kiprah para perempuan peneliti Indonesia di bidang sains L’Oréal Indonesia kembali menggelar L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022. Kali ini, empat perempuan masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100 juta.
Corporate Responsibility Director, L’Oréal Indonesia Fikri Alhabsie mengungkapkan, sejak 2004, L’Oréal Indonesia juga telah bermitra dengan KNIU dan berbagai asosiasi serta komunitas ilmiah untuk mendukung lebih banyak lagi perempuan peneliti berprestasi agar dapat ikut serta secara setara dalam memecahkan berbagai permasalahan, khususnya yang terjadi di Indonesia.
“Melalui program ini, kami mengajak mereka yang percaya pada kesetaraan untuk bergabung bersama kami dalam meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi oleh perempuan peneliti,” kata Fikri dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).
Menurut dia, L’Oréal-UNESCO For Women in Science yang bertekad untuk mendorong dan membantu lebih banyak perempuan muda menekuni dan berkarir di bidang sains. Program yang digelar sejak tahun 1998 secara internasional ini untuk senantiasa mendorong lebih banyak representasi perempuan di dunia sains.
L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022 diselenggarakan juga dengan tujuan untuk memberikan wadah yang lebih adil, khususnya untuk perempuan peniliti, agar bisa bersaing di dunia internasional.
“Hingga tahun ini, kita telah memberikan penghargaan kepada 67 perempuan peneliti Indonesia dan lima di antaranya telah memenangkan penghargaan di tingkat internasional,” ucap Fikri.
Akhirnya sebagai pemenang terpilih Novalia Pishesha, Ph.D. (Harvard University), Nurhasni Hasan, Ph.D.,Apt (Universitas Hasanuddin), Rindia Maharani Putri, Ph.D. (Insitut Teknologi Bandung) dan Anastasia Wheni Indrianingsih,Ph.D. (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
“Dewan juri telah melakukan proses penilaian yang ketat untuk menilai proposal peserta. Beberapa aspek yang penting adalah metode rumusan penelitian, kebaruan serta manfaat yang bisa dihadirkan. Tahun ini, penelitian pemenang berfokus pada bidang kesehatan, pangan dan industri,” kata Prof Endang Sukara, Ketua Dewan Juri L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2022.
Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO Kemendibudristek Itje Chodidjah mengatakan, minimnya jumlah perempuan peneliti di Indonesia salah satunya juga disebabkan oleh penurunan jumlah perempuan yang menempuh pendidikan tinggi.
Data Statistik Pendidikan Tinggi 2020 Kemendikbud mencatat bahwa jumlah perempuan yang menempuh pendidikan tinggi terus menurun signifikan pada setiap jenjang. Jumlah mahasiswi Strata 1 adalah 897.731, Strata 2 60.906 dan tersisa 5.245 mahasiswi pada jenjang Strata 3.
“Dengan kata lain, drop rate jumlah mahasiswi dari Strata 1 ke Strata 3 adalah sekitar 99,4%. Oleh karena itu kita perlu memupuk minat generasi muda sedini mungkin,” ucap Itje.
STEVY WIDIA
Discussion about this post