50% Pelaku UKM Optimis Bertahan Di Masa Pandemi

Paviliun Indonesia menampilkan produk kreatif UKM Indonesia di New York Now 2019. (Foto: VOA)

youngster.id - Kebangkitan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) akan membutuhkan inovasi dalam proses bekerja, opsi kerja yang fleksibel, serta kustomisasi produk dan layanan, terutama di masa Pandemi Covid-19. Menindaklanjuti hal itu, HP Inc meluncurkan studi terbaru terkait para pelaku UKM di Asia-Pasifik.

Studi berjudul “Survival to Revival,” berdasarkan survei dari 1.600 pelaku UKM di delapan negara Asia. Hasilnya, lebih dari 50% pelaku UKM berharap untuk bertahan hidup dan berkembang dalam situasi pandemi.

“UKM adalah sumber kehidupan perekonomian di Asia, termasuk di Indonesia. Pandemi ini telah memukul roda ekonomi UKM. Sebagai mesin pertumbuhan perekonomian di Asia, sangat penting bagi para pelaku UKM untuk bertahan hidup dan mendongkrak kembali bisnis mereka,” kata Ng Tian Chong, Managing Director, Greater Asia at HP saat jumpa pers dengan media yang disiarkan secara online Kamis (23/7/2020).

“Oleh sebab itu, studi ini memberi kami insight untuk menyalurkan bantuan praktis bagi para pelaku UKM, sehingga mereka memiliki akses ke ekosistem perangkat, peralatan dan teknologi. Dengan sumber daya yang ada, kami ingin membantu para pelaku UKM untuk membuka sebuah inovasi melalui pengalaman yang berfokus pada pelanggan dan karyawan, serta keterampilan yang secara luas mendukung pemulihan usaha di masa pandemi dan kesiapan
untuk masa depan,” tambahnya.

Dia menerangkan, sekitar 60% responden melihat transformasi digital sebagai kunci inovasi dalam proses dan fleksibilitas kerja, serta kustomisasi produk dan layanan yang diidentifikasi sebagai strategi masa depan. Namun, solusi yang hemat biaya diperlukan mengingat cashflow tetap menjadi pertimbangan utama, di mana para pelaku UKM merasa tidak yakin ke mana mereka harus mencari solusi yang tersedia.

Diselesaikan pada Juni 2020, studi yang dilakukan di Australia, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Thailand, dan Vietnam ini memiliki beberapa temuan.

Oleh karena itu, perusahaan yang paling percaya diri untuk bangkit melihat adaptasi digital sebagai hal yang sangat penting. Pasalnya, hampir 60% pelaku UKM di masing-masing negara menganggap adaptasi digital sebagai hal yang sangat penting atau esensial. 75% pelaku UKM di Indonesia dan 65% pelaku UKM di Thailand sangat peka terhadap kebutuhan ini dan percaya bahwa adaptasi digital sangatlah penting.

“Karena itu, hal ini penting diingat. Sebab, kebutuhan akan Bakat dengan mengakui kondisi yang ada, maka terlihat dengan jelas kebutuhan untuk mengidentifikasi talenta digital yang dapat membantu para pelaku UKM mentransformasi bisnisnya,” pungkas Chong.


FAHRUL ANWAR

Exit mobile version