youngster.id - Sebanyak 67% pekerja Indonesia menyatakan bersedia pindah ke luar negeri untuk bekerja. Temuan ini tercantum dalam laporan Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja, hasil kolaborasi Jobstreet by SEEK bersama Boston Consulting Group (BCG) dan The Network.
Angka tersebut setara dengan rata-rata Asia Tenggara dan menunjukkan bahwa minat Warga Negara Indonesia (WNI) berkarier di luar negeri tidak semata didorong oleh keterbatasan lapangan kerja di dalam negeri, melainkan sebagai pilihan strategis untuk pengembangan profesional.
Laporan itu mencatat tiga motivasi utama pekerja Indonesia mencari pekerjaan di luar negeri. Pertimbangan karier menjadi faktor dominan dengan porsi 70%, mencakup keinginan memperoleh pengalaman kerja internasional, percepatan karier, dan pengayaan keterampilan. Faktor finansial dan ekonomi menyusul sebesar 60%, terkait harapan kompensasi dan tunjangan yang lebih baik. Sementara itu, 48% responden mempertimbangkan kualitas hidup, termasuk lingkungan kerja, perlindungan kesehatan, dan keamanan.
Tren mobilitas global ini paling menonjol pada sektor berbasis teknologi. Profesi dengan minat tertinggi untuk bekerja di luar negeri antara lain digitalisasi, data science, dan kecerdasan buatan (AI) sebesar 81%, serta bidang engineering atau teknik sebesar 77%.
Adapun negara tujuan utama yang diminati pekerja Indonesia adalah Jepang dengan porsi 32%, disusul Australia 29%, dan Singapura 19%.
Head of Country Jobstreet by SEEK Sawitri menyatakan, tren tersebut mencerminkan kepercayaan diri pencari kerja Indonesia untuk bersaing di pasar global.
“Kami melihat ini sebagai potensi akselerasi karier yang dapat memperkaya ekosistem talenta nasional ketika mereka kembali ke tanah air melalui pertukaran pengetahuan, keterampilan, dan wawasan lintas negara,” ujarnya.
Ia menambahkan, teknologi berbasis AI yang dikembangkan Jobstreet by SEEK membantu kandidat menemukan peluang kerja yang sesuai dengan profil mereka secara aman dan terverifikasi di delapan negara Asia Pasifik.
HENNI S.
