Ada 2,72 Juta Kesenjangan Tenaga Profesional di Bidang Keamanan Siber

women-in-tech

Perempuan di dunia digital. (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Studi International Information System Security Certification Consortium tahun 2021 menyebutkan ada 2,72 juta kesenjangan tenaga profesional keamanan siber di seluruh dunia dengan 52% di antaranya terdapat di kawasan Asia Pasifik. Studi ini juga menyoroti sedikitnya tenaga kerja perempuan di bidang keamanan siber yang diperkirakan hanya 25% secara global.

Executive Director Prestasi Junior Indonesia (PJI) Nico Kiroyan mengungkapkan, riset tersebut memberikan aspirasi baru bagi perempuan bahwa mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengisi kesenjangan di dunia kerja keamanan siber.

“Kami sangat antusias untuk mengembangkan kemitraan berdampak dengan Microsoft Indonesia yang komitmennya selaras dengan misi kami dan Junior Achievement secara global dalam mempersiapkan generasi muda agar berhasil di pekerjaan masa depan,” kata Nico dalam keterangannya, Rabu (9/3/2022).

Oleh karena itu, Microsoft dan Prestasi Junior Indonesia akan menyelenggarakan seminar edukasi kesiapan kerja daring bertajuk “Women in Cybersecurity” bagi siswi SMA/SMK dan mahasiswi Indonesia.

Seminar yang akan digelar pad 13 Maret 2022 itu akan memfasilitasi para pelajar untuk mengenali seluk beluk kebutuhan industri keamanan siber di masa depan serta mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan dasar yang dibutuhkan sejak sekolah.

Selain minimnya tenaga profesional keamanan siber, kesadaran dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam keamanan digital dan perlindungan data pribadi juga masih terbilang rendah.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan masih banyak masyarakat yang mengunggah foto kartu identitas (38,9%) dan mencantumkan nomor ponsel pribadi (61%) di media sosial serta tidak bisa mengidentifikasi email berisi spam/virus (51,5%). Hal itu patut diwaspadai mengingat serangan terhadap identitas adalah salah satu kejahatan siber yang kerap terjadi. Pada tahun 2021 saja, Microsoft mendeteksi dan memblokir 35,7 miliar email berbahaya dan 25,6 miliar upaya pembajakan autentikasi akun secara global.

Business Strategy Director Microsoft Indonesia Nina Wirahadikusumah mengatakan, percepatan transformasi digital diawali dengan kepercayaan di bidang keamanan siber. Tidak ada perusahaan ataupun negara yang dapat memenangkan pertempuran keamanan siber ini seorang diri. Karena itu, kolaborasi lintas organisasi dan sektor memainkan peranan penting.

“Melalui Women in Cybersecurity, kami berharap dapat memperkuat ekosistem digital yang mampu mendukung keamanan siber, dengan memerhatikan inklusivitas dan keberagaman,“ ujarnya.

Seminar edukasi Women in Cybersecurity akan menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman riil seputar keamanan siber. Security Sales Specialist Microsoft Indonesia Desi Budi Susanto Modern Work and Security Business Group Lead Microsoft Indonesia Wahjudi Purnama akan menjelaskan lanskap pasar kerja bidang keamanan siber serta langkah-langkah untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga profesional keamanan siber. Sementara itu, Senior Cyber Security & Compliance Consultant Microsoft Indonesia Fransiskus Indromojo akan memaparkan ragam ancaman keamanan siber yang kerap terjadi pada perempuan dan langkah praktis menghindarinya.

Tiga sosok perempuan yang telah berkecimpung di dunia keamanan siber juga akan hadir untuk menginspirasi para pelajar. Mereka adalah Lily Wongso, Senior Vice President Enterprise Security PT Bank Central Asia Lily Wongso, CEO Xynexis International Eva Noor, dan IT Security Engineer Tiket.com Sarah Srajatun Durry. Terbuka untuk umum, seminar edukasi Women in Cybersecurity ini dapat disaksikan secara langsung di kanal YouTube Prestasi Junior Indonesia.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version