Ada Kompetisi Untuk Menjaring 1000 Guru Ahli VR

Digitalisasi sekolah

Guru menjajal teknologi VR. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang sedang ramai diperbincangkan. Dalam dunia pendidikan, VR dapat digunakan sebagai salah satu metode pengajaran paling mutakhir saat ini. Penggunaan teknologi VR ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah di negara berkembang, khususnya Indonesia.

Tantangan paling utama adalah masalah konten pengajaran dan kesiapan guru. Menjawab tantangan ini, sekelompok anak muda yang berasal dari perusahaan pengembang konten Virtual Reality SHINTA VR, menciptakan sebuah solusi platform perangkat lunak berbasis cloud-computing bernama Millealab yang dapat membantu guru membuat konten bahan ajar VR mereka sendiri tanpa harus coding dan memakai computer yang canggih.

Andes Rizky, selaku Managing Director Millealab menjelaskan, Millealab ini sangat mudah digunakan, hanya dengan drag and drop serta memilih interaksi yang ingin dipasang di VR, guru dapat dengan cepat membuat konten sendiri. “Selain itu, guru juga dapat merancang kuis dengan VR yang hasilnya dapat dengan mudah diketahui secara realtime,” ujar Andes dalam keterangannya, Rabu (12/2/2020) di Jakarta.

Dalam acara Edutech Expo 2020 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre, Senayan, beberapa hari yang lalu Millealab mengumumkan Kompetisi 1000 Guru Pionir VR Indonesia. Ajang ini dapat diikuti oleh semua guru di seluruh Indonesia dan akan dilaksanakan sepanjang tahun dan dibagi ke dalam dua periode.

Periode pertama sedang dibuka pendaftarannya dari tanggal 20 Januari hingga 20 Februari 2020. Team yang mengikuti kompetisi ini terdiri dari dua guru dan satu murid untuk satu sekolah. Setelah para guru mendaftar, mereka akan dibimbing melalui MOOC selama sebulan dan team harus mengujicobakan konten VR mereka ke dalam kelas target sehingga menghasilkan essay dan presentasi yang berbasis pembelajaran HOTS (High Order Thinking Skill).

“Dengan kompetisi ini, kami harapkan dapat mencetak 1000 guru ahli VR yang menjadi pionir bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Saya yakin guru-guru dapat mempunyai daya saing tinggi dan menerapkan metode efektif yang cocok bagi cara belajar generasi Z,” pungkas Andes.

Pendaftaran Kompetisi 1000 Guru Pionir VR periode satu akan dilaksanakan bulan Januari-April 2020 dan periode dua direncanakan pada bulan Juli-Oktober 2020.

Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang, belajar dengan menggunakan VR dapat meningkatkan konsentrasi siswa hingga 6 kali lipat dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Warwick di Inggris, penggunaan teknologi VR dalam kelas mampu meningkatkan ingatan siswa hingga lebih dari 30%.

STEVY WIDIA

Exit mobile version