youngster.id - Perkembangan startup di Indonesia telah menarik perhatian dunia. Sejumlah investor asing bahkan tengah berburu startup terbaik. Salah satunya adalah Y Combinator, Startup Accelerator paling prestisius di dunia.
Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS, mengutus Gustaf Alströmer, perwakilan datang ke Indonesia, pekan lalu.
Gustaf dalam dalam sebuah forum diskusi yang diinisiasi Xendit dan diadakan di Block71 Jakarta belum lama ini menjelaskan Y Combinator didirikan pada 2005. Akselerator ini telah berhasil membantu 1.900 startup dari berbagai negara di dunia. Mereka diikutsertakan dalam program akselerasi selama 3 bulan di Silicon Valley. Para pendiri startup dibantu untuk mematangkan konsep usaha mereka hingga sampai proses inisiasi dan pendirian usaha.
“Kami mengingatkan agar pemohon yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator, mengajukan proposal, dan boleh berulang-ulang.”Kami bahkan menerima jika perusahaan yang Anda bangun masih dalam sebatas ide. Kami ingin melihat keunikan dari yang Anda buat yang tidak dilakukan oleh orang lain,” katanya.
Gustaf Alströmer sangat senang bisa hadir dan memperkenalkan Y Combinator di Indonesia. Pihaknya percaya akan potensi startup Indonesia dan berharap akan banyak yg daftar dan berkembang bersama Y Combinator. Karena itu mereka mencari bibit terbaik startup di Tanah Air untuk berkembang bersama.
Y Combinator antara lain telah membantu mengakselerasi startup yang kini menjadi perusahaan terkemuka dunia antara lain Dropbox, Airbnb, Optimizely, Quora Reddit, Zenefits, Twitch.tv, Weebly dan masih banyak lagi. Total valuasi gabungan dari seluruh perusahaan Y Combinator diperkirakan mencapai $100 miliar.
Salah satu startup dari Y Combinator adalah Xendit, perusahaan payment gateway di Indonesia yang memudahkan segala jenis transaksi pembayaran secara digital pada berbagai bisnis dan usaha. Xendit merupakan salah satu perusahaan jebolan Y Combinator yang pertama kali beroperasi di negara ini.
Moses Lo, CEO Xendit menjelaskan, Xendit merupakan startup lokal yang berhasil masuk dan diakselerasi di Y Combinator, hingga akhirnya sukses mendapatkan funding dan beroperasi di Indonesia. Dalam diskusi itu, dia menambahkan tentang pengalamannya tersebut.
“Bergabung ke dalam Y Combinator memberikan banyak pelajaran dan manfaat bagi kami. Kami dapat mempertajam produk dan penawaran kami, lalu mendapatkan funding serta strategi untuk berkembang pesat dan matang sebagai sebuah perusahaan,” katanya.
Dia dan co-founder Tessa Wijaya memilih Indonesia sebagai basis Xendit dengan alasan percaya akan potensi market dan talent di Indonesia.
“Bisnis berkembang pesat di sini dan membutuhkan dukungan layanan solusi pembayaran digital yang aman, mudah dan efisien. Xendit menjawab kebutuhan tersebut dengan membangun infrastruktur pembayaran, sehingga dapat mendukung bisnis untuk berkembang lebih cepat lagi. Pada akhirnya kami berharap hal tersebut juga membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkas Moses.
STEVY WIDIA
Discussion about this post