youngster.id - Konsep “Metaverse” awalnya merupakan konsep fiksi ilmiah yang seiring berkembangnya teknologi dan konektifitas menjadi kenyataan yang terus bertambah dan semakin riil. Berupaya, mewujudkan hal itu, MyRepublic menggandeng WIR Group Indonesia untuk membangun akses “Augmented Reality Untuk Semua” di Indonesia.
Muljono, CEO MyRepublic Andrijanto mengatakan untuk mewujudkan semua ini, tentunya dibutuhkan koneksi internet broadband (FTTH) super cepat untuk mendukung perkembangan metaverse. Teknologi ini akan membantu banyak generasi muda menjadi creator dan producer dari programming dan konten, dan bukan hanya sebagai user atau konsumen.
Apalagi, menurutnya, perkembangannya pun sangat terhubung dengan kapasitas dan kecepatan konektifitas internet yang merupakan keunggulan dari MyRepublic, yang saat ini sudah tersebar di 13 kota di Indonesia termasuk Jakarta, Tangerang, Semarang, Bandung, Bali, hingga Medan
“Untuk itu, MyRepublic bersama WIR Group berkomitmen untuk membangun metaverse ini dengan menciptakan konten hidup Augmented Reality,” jelas Muljono dalam siaran pers Rabu (8/9/2021).
Perusahaan digital asal Singapura ini berkomitmen untuk membangun konektifitas internet yang paling memadai serta menyediakan channel konten khusus untuk mengedukasi masyarakat tentang metaverse. Sementara WIR Group menggenjot inovasi dalam augmented reality sebagai salah satu alat dan teknologi terpenting untuk bisa merasakan dan menavigasi semesta Metaverse. Kolaborasi yang dicanangkan pada awal September 2021 ini diharapkan dapat melahirkan produk pertamanya pada kuartal pertama 2022.
“Dunia metaverse ini tidak terbatas, namun untuk menavigasi serta berinteraksi di dunia ini diperlukan cara-cara khusus. Kami turut serta membangun metaverse dengan keahlian kami dalam pengembangan augmented reality terkini yang bisa menjawab kebutuhan metaverse masa depan”, ujar Michael Budi, CEO dari WIR Group.
“WIR Group akan bekerjasama dengan MyRepublic untuk menciptakan berbagai virtual spaces beserta avatars nya untuk digunakan para users dalam berinteraksi dan bertransaksi; di mana virtual spaces yang dimaksud berupa pasar virtual, hingga museum,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post