youngster.id - Meski pengembang seringkali khawatir terhadap perkembangan Artificial Intelligence (AI) namun mereka antusiasme terkait pergeseran menuju agen AI. Hasil survei State of IT terbaru dari Salesforce mengungkapkan, 80% pengembang di Indonesia percaya bahwa agen AI dapat mempercepat pengembangan aplikasi dan mendorong efisiensi serta produktivitas.
Vice President & Chief Technology Officer, Solutions, ASEAN Salesforce Gavin Barfield mengatakan, dinamika dan inovasi dalam ekosistem pengembang di Indonesia tidak dapat dimungkiri, dan Salesforce berkomitmen penuh terhadap pemberdayaan pengembang lokal dengan solusi-solusi seperti Agentforce yang memampukan mereka untuk membuat aplikasi secara cepat serta efisien.
“Meskipun masih ada kebutuhan pembaruan infrastruktur dan pengembangan kecakapan yang perlu dijawab guna dapat memanfaatkan teknologi agentic sepenuhnya, para pengembang lokal memiliki antusiasme serta pemikiran berorientasi masa depan yang terus mendorong inovasi,” ucap Gavin dikutip Selasa (6/5/2025).
Menurut dia, survei ini meliputi lebih dari 2.000 pemimpin pengembangan software, termasuk 75 personil dari Indonesia. Hasilnya, 4 dari 5 narasumber di Indonesia percaya bahwa agen AI akan sama pentingnya terhadap pengembangan aplikasi seperti tools konvensional.
Para responden percaya bahwa tools seperti ini akan mendemokratisasi dan meningkatkan pengembangan AI. Apalagi Indonesia diperkirakan yang masih membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital. Karena agen AI diperlengkapi dengan low-code dan no-code tools (yakni membutuhkan proses coding minim atau bahkan tidak sama sekali), pengembang dengan berbagai tingkat kecakapan dapat membangun dan meluncurkan agen mereka sendiri dengan mudah.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 71% pengembang di Indonesia yang tengah memanfaatkan AI, kini menggunakan low-code/no-code tools. Selain itu, 84% pengembang di Indonesia mengatakan low-code/no-code tools dapat menyamaratakan pengembangan AI. Sedang, 87% pengembang di Indonesia mengatakan penggunaan low-code/no-code tools untuk pengembangan aplikasi dapat meningkatkan skala pengembangan AI.
Pengembang juga mengatakan bahwa infrastruktur teranyar, kapabilitas pengujian yang lebih banyak, serta ketersediaan peluang untuk pelatihan kecakapan menjadi beberapa faktor terpenting untuk mengembangkan dan meluncurkan agen AI.
Untuk kebutuhan infrastruktur, kebanyakan pengembang di Indonesia (83%) meyakini bahwa organisasi tempat mereka bekerja perlu memperbarui infrastrukturnya guna mengembangkan dan meluncurkan agen AI.
Sementara itu, hampir separuh (47%) pengembang di Indonesia mengatakan kualitas sekaligus akurasi data yang mereka miliki tidak memadai guna mengembangkan dan mengimplementasikan agentic AI
Hampir separuh (48%) pengembang di Indonesia juga mengatakan proses pengujiannya tidak sepenuhnya siap untuk mengembangkan dan meluncurkan agen AI. Bahkan, lebih dari 90% pengembang di Indonesia percaya bahwa pengetahuan AI akan segera menjadi pengetahuan mendasar yang dibutuhkan untuk pekerjaannya, tetapi lebih dari separuh (57%) tidak yakin kecakapannya sudah siap membawa mereka untuk menyongsong era agentic AI.
Data ini bersumber dari segmen “pemimpin industri pengembangan software” dari survei anonim yang meliputi pengambil keputusan di bidang teknologi informasi (IT) dan diselenggarakan dari 3 Desember 2024 hingga 3 Februari 2025. Responden dari kawasan Asia Pasifik diwakili oleh Australia, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.
STEVY WIDIA
Discussion about this post