Minggu, 28 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News Analyze

87% Masyarakat Indonesia Aktif Belanja Melalui Layanan Quick Commerce

14 November 2022
in Analyze
Reading Time: 3 mins read
Quick Commerce

87% Masyarakat Indonesia Aktif Belanja Melalui Layanan Quick Commerce (Foto: Istimewa/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Industri perdagangan ritel kian menunjukkan perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah dengan kehadiran model bisnis quick commerce yang digadang sebagai model bisnis generasi ketiga setelah toko konvensional dan e-commerce.

Rupanya kehadiran model layanan quick commerce ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Terbukti, dari hasil survey Populix menunjukkan bahwa 87% responden aktif berbelanja menggunakan aplikasi quick commerce, terutama di kalangan responden berusia 26-45 tahun di daerah Jawa.

Dr. Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix mengatakan, dari berbagai aplikasi dan layanan quick commerce yang bermunculan di Indonesia, para responden masih mengandalkan layanan quick commerce yang terintegrasi pada super apps, dibandingkan aplikasi yang berdiri sendiri.

“Sementara itu, di antara 13% responden yang menyatakan tidak berbelanja melalui aplikasi quick commerce, mayoritasnya didominasi oleh responden berusia 18-25 tahun karena mereka tinggal di area yang tidak termasuk dalam cakupan wilayah pengantaran, serta belum memiliki kebutuhan untuk berbelanja di layanan quick commerce,” jelas Timothy, Senin (14/11/2022).

Di antara para responden yang aktif menggunakan platform quick commerce untuk berbelanja, mereka mengatakan bahwa quick commerce memiliki beberapa kelebihan dibandingkan layanan belanja online lainnya, yaitu pengiriman cepat (66%), produk segar (53%), dan pilihan produk yang variatif (50%).

Baca juga :   COVID-19 dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Karyawan di Perusahaan Startup Digital

Namun sebaliknya, responden juga kerap menemukan beberapa kelemahan dari aplikasi quick commerce, seperti waktu flash sale terlalu singkat (63%), harga diskon yang sama dengan harga normal produk (44%), dan sistem aplikasi sering bermasalah (32%).

Sebagai layanan yang mengandalkan kecepatan durasi pengantaran, mayoritas responden menilai bahwa durasi pengantaran ideal adalah 30 menit hingga satu jam. Secara rata-rata, 80% responden menggunakan layanan quick commerce beberapa kali setiap bulannya untuk berbelanja kebutuhan pokok, makanan ringan (snack), serta bahan memasak dan bumbu dapur.

GoSend (73%), Grab Express (58%), dan kurir yang disediakan oleh aplikasi (35%) merupakan layanan pengiriman yang banyak dipilih untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang tersebut. Sementara itu, mayoritas responden mengandalkan e-wallet (79%) dan cash-on-delivery (56%) sebagai metode pembayaran yang digunakan dalam berbelanja.

Responden, baik laki-laki maupun perempuan, cenderung memilih layanan quick commerce yang tersedia sebagai bagian dari ekosistem supper apps, seperti GoMart (60%), Tokopedia Now! (47%), dan GrabMart Kilat (47%). Di sisi lain, lima aplikasi quick commerce yang banyak digunakan oleh responden meliputi Segari (16%), AlloFresh (13%), TaniHub (12%), Sayur Kilat (8%), dan Astro (6%).

Baca juga :   SnackVideo, Aplikasi Video Pendek yang Lagi Hits di Indonesia

Sebanyak 86% responden mengatakan telah berbelanja di aplikasi quick commerce dalam sebulan terakhir, bahkan 54% responden di antaranya berbelanja dalam beberapa hari terakhir. Hampir seluruh responden (97%) mengatakan akan terus berbelanja di aplikasi quick commerce karena kemudahan pemesanan barang yang dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (71%), waktu pengiriman yang singkat (62%), kualitas produk yang baik (48%), kemampuan untuk melacak progres pengiriman (46%), ketersediaan berbagai variasi produk (45%), hingga harga yang lebih murah (45%).

Sebaliknya, di antara 3% responden yang enggan berbelanja di aplikasi quick commerce mengatakan biaya pengiriman yang mahal (40%), tidak bisa mencoba atau melihat produk secara langsung sebelum membeli (39%), durasi pengiriman yang lama (29%), ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang dicantumkan dalam aplikasi (27%) sebagai beberapa alasan mereka tidak akan berbelanja lagi di aplikasi quick commerce ke depannya.

Baca juga :   Destinasi Domestik Masih Jadi Incaran Wisatawan Lokal untuk Liburan Akhir Tahun

“Data tersebut memberikan signal bagi para pemain quick commerce bahwa selain faktor kecepatan pengiriman, mereka tidak dapat mengesampingkan kualitas produk, harga yang kompetitif, ketepatan waktu pengantaran produk, hingga kesigapan dalam melayani permintaan dan keluhan pelanggan. Artinya, pemain quick commerce perlu terus beradaptasi dengan cepatnya perkembangan pasar agar dapat terus menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan,” tutup Timothy.

Quick commerce merupakan tren yang muncul seiring dengan perubahan perilaku belanja dan meningkatnya permintaan akan produk keseharian selama masa pandemi. Model bisnis quick commerce menjanjikan pengiriman barang dalam jumlah kecil dengan durasi pengiriman yang sangat singkat dalam hitungan jam. Beberapa layanan quick commerce bahkan menawarkan durasi pengiriman yang lebih singkat, dengan target tiba di pintu pelanggan dalam 15-30 menit.

Untuk mendukung komitmen durasi pengiriman tersebut, quick commerce sangat bergantung pada hub logistik yang dikenal dengan sebutan dark stores di daerah-daerah dengan pemukiman padat, berbeda dengan e-commerce yang biasanya mengandalkan gudang besar di pinggiran kota. (*AMBS)

 

Tags: Populixquick commerceSegari
Previous Post

PLN Gandeng Amazon Untuk Proyek Tenaga Surya 210 MW di Indonesia

Next Post

Raih Pendanaan Seri C, Privy Berencana Ekspansi Ke Luar Negeri

Related Posts

podcast
Analyze

Populix: Kini, Konten Podcast Berbentuk Video Lebih Disukai Masyarakat

9 September 2025
0
podcast
Analyze

Populix: 53% Orang Mendengarkan Podcast 2-3 Kali Seminggu

28 Agustus 2025
0
UMKM Kuliner
Analyze

Populix: Laki-Laki & Milenial Cenderung Lebih Gercep Perihal Kuliner Kekinian

14 Agustus 2025
0
Load More
Next Post
Privy

Raih Pendanaan Seri C, Privy Berencana Ekspansi Ke Luar Negeri

GoFood Culinary Bazaar di Future SMEs Village

GoFood Hadirkan Mitra UMKM Ke Panggung Dunia KTT G20

Telkom University

Telkom University Siap Produksi Motor Listrik Dengan Harga Terjangkau

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version