Selasa, 21 Oktober 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News Analyze

AwanPintar.id: Botnet Mirai Merajalela pada CVE & OSV

2 September 2025
in Analyze
Reading Time: 3 mins read
botnet Mirai

AwanPintar.id: Botnet Mirai Merajalela pada CVE & OSV (Foto: Ilustrasi)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Platform intelligence ancaman siber AwanPintar.id dalam laporannya bertajuk Indonesia Waspada: Ancaman Digital di Indonesia Semester 1 Tahun 2025, antara lain menyebutkan bahwa botnet Mirai merajalela pada Common Vulnerabilities & Exposures (CVE) dan Open Source Vulnerabilities (OSV).

Laporan dengan eksplisit mengungkapkan pergerakan lateral botnet Mirai dimana penyerang siber bergerak secara progresif dan tidak terdeteksi dalam jaringan, sehingga tanpa terduga memicu peningkatan aktivitas ancaman seiring peningkatan penggunaan perangkat IoT di Indonesia.

Yudhi Kukuh, founder AwanPintar.id mengatakan, CVE dan OSV adalah seperti pintu yang terbuka tanpa disadari di dalam sistem digital. Jika tidak segera ditutup, pintu itu bisa menjadi jalan bagi penyerang untuk masuk dan mengambil alih. Salah satu contoh paling nyata adalah botnet Mirai yang merupakan bagian dari serangan yang mengeksploitasi CVE.

“Secara keseluruhan, lanskap eksploitasi CVE & OSV menunjukkan bahwa penyerang sangat adaptif, terus mencari dan memanfaatkan setiap celah keamanan siber yang ada, baik yang lama maupun yang baru, untuk mendapatkan akses dan kontrol atas sistem. Organisasi harus tetap waspada dan proaktif dalam strategi manajemen kerentanan mereka.”

Pada Semester 1 2025, AwanPintar.id mendeteksi peningkatan signifikan aktivitas Mirai, yang menunjukkan bahwa perangkat IoT di Indonesia masih menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Fenomena ini semakin relevan di tengah meningkatnya adopsi perangkat pintar oleh masyarakat Indonesia. Dengan jumlah pengguna internet yang terus bertambah, pertumbuhan IoT yang cepat, dan tren smart living yang makin populer, kerentanan terhadap serangan Mirai menjadi ancaman siber yang nyata bagi rumah tangga, bisnis, hingga infrastruktur publik.

Baca juga :   Tenable: Keamanan Cloud untuk Bisnis di Asia Tenggara Mengkhawatirkan

Selain serangan terhadap celah keamanan CVE, OSV dan bangkitnya botnet Mirai, laporan AwanPintar.id® juga menemukan:

  • Terjadi 133.439.209 serangan siber sepanjang Semester 1 tahun 2025, atau rata-rata 9 serangan per detik, 512 serangan per menit, 30.718 serangan per jam, atau 737.233 serangan per hari. Ekskalasi serangan ini turun 94,66 persen dari 2.499.486.085 serangan yang terjadi pada Semester 1 2024. Penurunan drastis ini sudah dimulai sejak November dan Desember 2024. Sebagai catatan, di tahun 2024 terdapat peristiwa besar di Indonesia, yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
  • Jenis serangan siber di paruh pertama 2025 didominasi oleh Generic Protocol Command Decode (68,37% naik dari 27,10% pada Semester 1 2024), yaitu serangan siber yang menggunakan teknik manipulasi atau mencampuradukan protokol jaringan. Salah satu teknik serangan seperti ini adalah DDoS yang memanfaatkan kelemahan untuk melumpuhkan atau mendapatkan hak akses.
  • Pelaku kejahatan siber memanfaatkan berbagai teknik, mulai dari brute force hingga rekayasa sosial, untuk mendapatkan akses penuh secara tidak sah ke akun pengguna. Serangan terhadap port komputer juga menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. Pelaku kejahatan siber secara aktif memindai dan mengeksploitasi port yang terbuka, membuka pintu bagi penyusupan dan eksfiltrasi data.
  • Tiongkok menjadi negara penyumbang serangan siber terbesar ke Indonesia (12,87%) disusul Indonesia (9,19%), Amerika Serikat (9,07%), Turki (7,53%), dan India (7,4%). Menurunnya dominasi Amerika Serikat mengindikasikan adanya pergeseran geografis dalam sumber malware Hal ini mungkin terkait dengan pengembangan infrastruktur baru atau pergeseran fokus kelompok penjahat siber.
  • Kontribusi serangan dari dalam Indonesia meningkat. Serangan dari dalam negeri menunjukkan peningkatan sebesar 2,35%, yang menegaskan adanya infrastruktur domestik yang terkompromi, seperti botnet atau server yang disalahgunakan di dalam negeri, yang kini juga menjadi sumber penting penyebaran malware. Tren ini menunjukkan bahwa isu keamanan siber bukan hanya soal serangan lintas negara, tetapi juga terkait lemahnya kesadaran digital di tingkat lokal.
  • Kerinci muncul sebagai daerah penyerang teratas (16,69%) di Indonesia, lalu Jakarta (11,62%), Klaten (1,74%), Bandung (0,99%), dan Semarang (0,44%). Hal ini menunjukkan diversifikasi sumber serangan siber dari dalam negeri. Ancaman siber tidak lagi terkonsentrasi di pusat-pusat metropolitan dan ini menekankan pentingnya keamanan siber merata di seluruh wilayah, tidak hanya terpusat pada kota-kota besar.
  • Spam dan malware, melonjak di awal, turun di akhir semester. Persentase email spam tinggi di awal 2025 (23,04%) namun turun di akhir semester 1 2025 (11,7%). Begitu pun malware yang berada di angka 43% di awal tahun, turun menjadi 22,82% pada Juni 2025. Tren ini bisa disebabkan oleh peluncuran kampanye spam atau malware skala besar di awal tahun, peningkatan jumlah botnet yang aktif, atau adaptasi penyerang terhadap celah keamanan baru.
Baca juga :   Bisnis Harus Melihat Sistem Keamanan Sebagai Pendorong Transformasi Digital

Dengan jutaan data ancaman siber yang diproses setiap harinya melalui detektor yang tersebar di jaringan internet nasional, AwanPintar.id berperan sebagai garda depan dalam mendeteksi, menganalisis, dan menyebarkan intelligence siber di Indonesia. Laporan ini diharapkan tidak hanya menjadi referensi teknis bagi profesional IT, tetapi juga edukasi publik agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya keamanan dan perlindungan digital.

“Temuan pada Semester 1 2025 mengingatkan kita bahwa ancaman siber di Indonesia semakin berlapis dan kompleks. Eksploitasi CVE & OSV ditambah dengan evolusi botnet Mirai yang menyasar perangkat IoT, menunjukkan bahwa kelemahan di dunia digital bisa datang dari mana saja, dari rumah tangga yang menggunakan perangkat pintar hingga perusahaan besar dengan sistem kritikal,” tutup Yudhi. (*AMBS)

Baca juga :   Pekerja di Indonesia Siap Bekerja Jarak Jauh

 

Tags: AwanPintar.idBotnet MiraiCommon Vulnerabilities & Exposures (CVE)Open Source Vulnerabilities (OSV)
Previous Post

Dukung Net Zero Carbon, Dharma Polimetal Pasang PLTS Berkapasitas 4,85 MWp

Next Post

TikTok Aktifkan Kembali Fitur Live, Lebih Aman dan Beradab

Related Posts

serangan siber
News

Serangan Siber di Indonesia Capai 5,7 Miliar Serangan, dengan Pencurian Kredensial Melonjak

12 Maret 2025
0
AwanPintar.id
News

AwanPintar.id Tawarkan Solusi untuk Perkuat Ketahanan Digital Nasional

26 Oktober 2023
0
Load More
Next Post
Kampanye "#SerunyaBelajar Ada di TikTok

TikTok Aktifkan Kembali Fitur Live, Lebih Aman dan Beradab

Bosch Gandeng Alibaba Group Untuk Dorong Inovasi Digital Berbasis AI

Bosch Gandeng Alibaba Group Untuk Dorong Inovasi Digital Berbasis AI

Usaha Ultra Mikro Perempuan

Kementerian UMKM Gelar Startup Acceleration Program 2025

Discussion about this post

Recent Updates

Honest Savings

Honest dan Binadigital Luncurkan Honest Savings, Tabungan Digital Terhubung Kartu Kredit

20 Oktober 2025
Transformasi Digital Logistik Halal

TransTRACK Dorong Transformasi Digital Logistik Halal lewat Platform Berbasis IoT, AI, dan Blockchain

20 Oktober 2025
RenewFeed

RenewFeed: Mengubah Sampah Makanan Jadi Pakan Unggas

20 Oktober 2025
Teacher Tech Championship 2025

Dorong Inovasi Guru di Indonesia Timur, BCA Gelar Teacher Tech Championship 2025

20 Oktober 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Honest Savings

Honest dan Binadigital Luncurkan Honest Savings, Tabungan Digital Terhubung Kartu Kredit

20 Oktober 2025
Transformasi Digital Logistik Halal

TransTRACK Dorong Transformasi Digital Logistik Halal lewat Platform Berbasis IoT, AI, dan Blockchain

20 Oktober 2025
RenewFeed

RenewFeed: Mengubah Sampah Makanan Jadi Pakan Unggas

20 Oktober 2025
Teacher Tech Championship 2025

Dorong Inovasi Guru di Indonesia Timur, BCA Gelar Teacher Tech Championship 2025

20 Oktober 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version