youngster.id - Pandemi telah mempercepat transformasi digital, terutama dalam hal ekonomi digital. Hal ini ditunjukan dengan dominasi e-commerce dalam kegiatan belanja masyarakat. Pandemi covid-19 telah katalisator, sehingga meski situasi berangsur pulih, masyarakat sekarang memilih untuk menggunakan metode kombinasi antara berbelanja online dan offline.
Hal ini diungkapkan Head of Research Populix Indah Tanip dalam laporan hasil studi terbaru bertajuk “Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Membeli Produk Elektronik, Rumah Tangga, dan Kesehatan Melalui E-commerce.”
“Pandemi Covid-19 telah jadi katalisator dan membentuk perilaku belanja yang baru di masyarakat. Karena sekarang makin banyak opsi untuk berbelanja online atau offline, melalui e-commerce, atau berbagai kanal termasuk via chat, livestreaming, social comer hingga jasa penitipan,” kata Indah dalam jumpa pers, Selasa (29/8/2023) di Jakarta.
Dia memaparkan, Populix telah melakukan studi melalui survei online terhadap 1.005 responden laki-laki dan perempuan di Indonesia yang aktif dalam mengakses internet dan aplikasi e-commerce pada bulan Juli 2023. Hasilnya mengungkap, e-commerce masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat Indonesia (82%) untuk membeli produk elektronik, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan dibandingkan melalui media sosial (13%) maupun secara offline (6%).
“Di era persaingan yang semakin ketat di dunia perdagangan online, kepercayaan menjadi faktor utama yang memengaruhi pilihan konsumen terhadap platform e-commerce yang mereka gunakan. Hal ini diperkuat dengan temuan kami yang mengungkap bahwa di ketiga kategori ini, faktor pendorong yang dapat memicu kepuasan konsumen adalah platform yang dapat dipercaya dan diandalkan, barang yang berkualitas, pengiriman yang aman dan terpercaya, serta pengalaman belanja yang nyaman,” ujar Indah.
Indah juga mengungkapkan, beberapa alasan yang mendorong mereka untuk memilih berbelanja barang tersebut melalui platform e-commerce, yakni hemat waktu dan tenaga (79%), gratis ongkos kirim (72%), harga lebih murah dari toko offline (62%), tersedia diskon pembelian (61%), dan kemudahan membandingkan harga dengan toko lain (57%).
Anggaran yang dikeluarkan untuk berbelanja di e-commerce pun lebih tinggi dibandingkan dengan belanja di media sosial, tetapi masih cenderung di bawah anggaran ketika membeli barang dengan mengunjungi toko secara langsung, khususnya untuk kategori produk elektronik.
Adapun tiga brand e-commerce yang menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam membeli produk elektronik, rumah tangga, dan kesehatan meliputi Tokopedia, Shopee, dan Lazada dengan Tokopedia (44%) menempati Top of Mind masyarakat Indonesia, disusul dengan Shopee (40%) dan Lazada (11%). Tokopedia juga menjadi e-commerce dengan tingkat konversi tertinggi dalam hal retensi pembelian dibandingkan e-commerce lainnya.
Indah menegaskan, masifnya perkembangan e-commerce sebagai platform untuk membeli kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia membuat para pemain e-commerce perlu terus mendengarkan aspirasi dan mempelajari perilaku konsumen.
“Lebih dari sekedar menyediakan penawaran menarik dan barang yang berkualitas, tetapi pemain e-commerce perlu terus mengembangkan layanannya dan memastikan bahwa setiap individu, dari berbagai lapisan masyarakat dan rentang usia, dapat menggunakan platform-nya dengan aman dan percaya diri,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post