youngster.id - Penjualan ritel online di Indonesia mengalami lonjakan 46% pada dua minggu pertama Ramadan 2022. Hal ini terungkap dari hasil penelitian Criteo mengenai penjualan ritel regional terbaru yang telah diamati selama Ramadan, termasuk kinerja penjualan dalam tiga minggu pertama pada bulan April 2022.
“Dengan pelonggaran kegiatan masyarakat dan pembatasan perjalanan, lebih banyak konsumen di kawasan ini mungkin sudah menunggu-nunggu untuk dapat kembali mengadakan silaturahmi kembali, berkunjung rumah ke rumah atau merencanakan perjalanan domestik dan internasional, sehingga bisa merayakan Lebaran tahun ini bersama keluarga di kampung halaman mereka. Hasilnya, kami melihat peningkatan penjualan ritel terbesar pada tahun 2022, dibandingkan dengan dua tahun terahir,” jelas Sukesh Singh, Head of Large Customers, Southeast Asia at Criteo, dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (21/5/2022).
Tren ini juga dilaporkan Bank Indonesia, di mana nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat pada kuartal kedua 2022, sebagaimana sejalan dengan adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang dapat meningkatkan belanja online masyarakat. Tercatat total nilai transaksi e-commerce pada Februari 2022 sebesar Rp 30,8 triliun, naik 12,82% YoY dibandingkan tahun 2021.
Pada Maret 2022, Survei Penjualan Eceran (SPE), Bank Indonesia juga menemukan kinerja penjualan ritel secara keseluruhan meningkat, di mana Indeks Penjualan Riil bulan itu naik menjadi 205,3 atau meningkat 2,6% (MtM). Penjualan ritel di hampir pada semua grup kategori, mencatatkan lonjakan karena meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kelonggaran regulasi mobilitas, turunnya kasus COVID-19, dan persiapan bulan Ramadan. Secara tahunun, penjualan ritel terus mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 9.3% (YoY).
Di seluruh pasar wilayah ini, Indonesia mengalami peningkatan paling tajam selama penjualan double days pada 4 April, sebesar 85%. Ini diikuti oleh Singapura (+59%) dan Malaysia (+30%) pada hari yang sama.
Efek double days pada 4 April sebagian besar terlihat pada penjualan melalui aplikasi yang tumbuh sebesar 87% selama Ramadan 2022. Diikuti oleh peningkatan signifikan sebesar 119% pada 18 April 2022, terutama untuk penjualan dari desktop. Ini menunjukkan bahwa konsumen saat ini menghabiskan lebih banyak waktu secara online, membeli lebih banyak secara online, dan membeli lebih banyak barang baru secara online – termasuk produk dalam katergori yang biasanya mereka beli di toko sebelum pandemi.
Di Indonesia terdapat tren belanja online yang meningkat pada minggu pertama Ramadan 2021, yang menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan signifikan dalam pembelian beberapa produk, seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari, baju muslim atau baju lainnya, serta produk TV & Home Studio. Dari sisi transaksi, rata-rata terjadi peningkatan dua kali lipat dibandingkan transaksi harian sebelum Ramadan. Selain itu, karena situasi pandemi, terdapat lebih banyak pembeli yang beralih dari pembelian offline ke online untuk perayaan Idul Fitri.
Pada Idul Fitri 2021, penjualan ritel di beberapa kategori produk bangkit kembali dengan Tasbih dan Kelengkapan Keagamaan mengalami peningkatan penjualan terbesar di saat Idul Fitri. Pasar seperti Indonesia dan Malaysia juga mengalami peningkatan 40% dalam penjualan ritel pasca Idul Fitri 2021, menandakan pentingnya kampanye penjualan ritel yang berkelanjutan.
Bagi konsumen Indonesia sendiri, pengiriman gratis menjadi motivator terkuat untuk pembelian online mereka (78%) diikuti dengan diskon dan promosi. Sedangkan penggunaan voucher dan cashback kurang diminati banyak konsumen.
“Dengan pelonggoran kegiatan masyarakat dan pembatasan perjalanan, kemungkinan pengeluaran berbelanja oleh konsumen selama periode perayaan ini akan tetap lebih tinggi dari dua tahun terkahir. Dengan demikian, persaingan di seluruh platform fisik dan digital semakin ketat di tengah COVID-19, sehingga sangat penting bagi brands untuk lebih memahami perilaku pembeli agar tetap kompetitif selama periode penjualan ini,” saran Singh.
Untuk itu, lanjut Singh, pihak Criteo merekomendasikan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pengelola brand:
- Perkuat strategi omni-channelAnda: Pembeli di semua generasi semakin mengambil jalur hybrid untuk membeli sesuatu. Meskipun tidak semua konsumen akan melakukan pembelian di toko fisik, mereka telah menyatakan pentingnya dalam menyelesaikan perjalanan belanja mereka. Misalnya, lebih dari 50% dari survei yang telah dilakukan di Indonesia kemungkinan besar melakukan pembelian secara online setelah melihat produknya secara fisik di toko ritel. Oleh karena itu, pengecer dan brands harus fokus untuk memberikan pengalaman offline ke online yang mulus. Pada akhirnya, untuk membangun loyalitas pelanggan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang dapat dilakukan dengan mendorong nilai yang lekang bagi pelanggan.
- Kampanye berkelanjutan itu penting, tetapi jangan abaikan double days:Melihat lonjakan penjualan yang konsisten di seluruh penjualan double days di kawasan ini, termasuk 5:5 pada tahun 2021 dan 4:4 pada tahun 2022, brands dan pengecer juga harus mengambil kesempatan ini untuk menciptakan iklan dan kampanye penjualan double days yang berbeda untuk mendorong pembelian yang lebih besar pada tahun 2022. Upaya ini tidak bisa bersifat jangka pendek atau hanya sekali, karena kita telah menyaksikan lonjakan penjualan ritel yang banyak diminati bahkan setelah Idul Fitri.
- Mengembangkan strategi media perdagangan:Karena data pembeli terus terkumpul secara online, brands dan pengecer dapat meningkatkan database pihak pertama mereka dengan data perdagangan untuk mendorong hasil perdagangan dan menciptakan kampanye kesadaran, pertimbangan, dan konversi yang berkelanjutan selama periode perayaan ini, serta seterusnya.
“Untuk brands dan pengecer, keinginan konsumen yang meningkat telah membawa lebih banyak peluang bagi mereka untuk mendorong pengeluaran selama periode perayaan melalui kampanye penjualan yang lebih bertarget dan berbeda,” pungkas Singh. (*AMBS)