youngster.id - Saat ini dunia pekerjaan terus mengalami perubahan, terlebih dengan pengaruh dan perkembangan dari berbagai teknologi. Termasuk kecerdasan buatan (AI) yang ada saat ini menjadikan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan meningkatkan efisiensi.
Berdasarkan laporan Populix bertajuk “Unveiling the Tech Revolution: How Technology Reshapes the Future of Work”, diketahui mayoritas masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan teknologi untuk menopang produktivitas dan efektivitas kerjanya.
“Merujuk pada hasil riset, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini bekerja dengan menggunakan bantuan platform yang dapat membantu karyawan untuk saling terhubung satu sama lain dan membantu produktivitas mereka. Cukup terhubung dengan internet masyarakat bisa bekerja dari mana saja dengan mudah. Kehadiran platform kecerdasan buatan juga membantu karyawan dalam meningkatkan kreativitas. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan mudah dan murah,” ujar Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, Senin (19/6/2023).
Menurut laporan itu, platform yang banyak digunakan oleh masyarakat secara pribadi untuk mendukung produktivitas mereka adalah Zoom (77%), Google Workspace (54%), Microsoft Teams (30%), dan Skype (24%). Berikutnya, platform yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah Zoom (68%), Google Workspace (49%), Microsoft Teams (31%), dan Google Product (19%).
Selanjutnya, 45% masyarakat saat ini juga menggunakan platform berbasis AI untuk menunjang efektivitas pekerjaan, seperti ChatGPT (52%), dan Copy.ai (29%). Platform tersebut banyak digunakan oleh masyarakat karena terdapat tools untuk bekerja (75%), banyak template untuk pekerjaan lainnya (53%), dan membantu mencari ide (44%). Penggunaan platform-platform tersebut juga diwajibkan oleh kantor, institusi, dan kampus untuk digunakan (26%).
Riset tersebut juga mengungkapkan bahwa 73% masyarakat saat ini bekerja sesuai dengan passion mereka. Walaupun demikian, masyarakat terus ingin meningkatkan kemampuan mereka di berbagai bidang lainnya agar dapat bersaing dengan kondisi kerja masa depan. Sebanyak 8 dari 10 masyarakat tertarik untuk mengikuti kegiatan yang dapat mendukung pengembangan keahlian seperti public speaking (46%), entrepreneurship (45%), digital marketing (44%), data analysis (42%), dan communication skill (40%).
Sementara itu, Gen Z lebih tertarik untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang public speaking, sedangkan milenial dan generasi tua lebih tertarik untuk meningkatkan kemampuan di bidang entrepreneurship. Untuk mengembangkan kemampuannya masyarakat tidak ragu untuk mencari dan mengikuti pelatihan secara pribadi seperti pelatihan online (76%), pelatihan offline (54%), dan pelatihan yang dilakukan oleh komunitas (48%).
Ruangguru merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengikuti berbagai pelatihan (42%). Diikuti oleh Brainly (32%), Canva Design School (30%), dan Coursera (22%). Dengan budget yang dikeluarkan berkisar Rp50.000-100.000 untuk setiap sesinya.
Sementara itu, perusahaan juga melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan karyawannya seperti melakukan pelatihan secara internal (58%), menggunakan aplikasi (52%), dan vendor training (27%). Beberapa aplikasi pelatihan yang digunakan oleh perusahaan adalah Ruangguru (44%), Brainly (30%), dan Canva Design School (28%).
Beberapa topik pelatihan yang banyak diminati karyawan pada pelatihan internal adalah public speaking (46%), communication skill (41%), entrepreneurship (36%), data analysis (35%), digital marketing (34%), dan leadership (32%). Melalui pelatihan karyawan berharap setelahnya dapat mempermudah pekerjaan (78%), memperluas koneksi (62%), menambah portofolio (57%), mendapatkan kenaikan gaji (47%) dan mendapatkan promosi jabatan (43%). (*AMBS)