youngster.id - Konsumen fast-moving consumer goods (FMCG) di e-commerce terus tumbuh positif. Pada tahun 2023, total nilai penjualan FMCG di e-commerce mencapai Rp 57,6 triliun.
Hal itu terungkap dari FMCG Report 2023 free version yang dirilis perusahaan layanan market intelligence bagi online seller Compas.co.id (PT Telunjuk Komputasi Indonesia).
Hanindia Narendrata, Co-Founder & CEO Compas.co.id mengatakan, melalui metode crawling yang merekam seluruh transaksi di e-commerce secara near real-time Compas.co.id menemukan bahwa nilai penjualan meningkat tipis 1.03% atau meningkat Rp576 miliar dibanding tahun lalu yang mencapai Rp57,02 triliun.
“Jumlah transaksi juga turut meningkat, mencapai 1,56 juta transaksi meningkat 2,75% atau bertambah sekitar 42 juta transaksi dibanding tahun lalu,” ungkap Narendrata, Rabu (10/1/2024).
Menurut laporan itu, sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan terbesarnya pada kuartal 4 yang mencapai Rp16,2 triliun. Kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal 1 dengan Rp14,8 triliun, kuartal 2 Rp13,5 triliun dan kuartal 3 yang menghasilkan Rp13 triliun.
Laporan Compas.co.id ini tidak hanya memilah berdasarkan perspektif makro, tapi juga membedah informasi lebih dalam. Misalnya kontribusi tiap kategori dari nilai penjualan Rp57,6 triliun, di mana kategori perawatan dan kecantikan memiliki sumbangsih terbesar, 49% atau senilai Rp28,2 triliun, disusul makanan dan minuman dengan 20,4% atau Rp11,8 triliun, kesehatan 18,7% atau senilai Rp10,7 triliun, dan terakhir kategori ibu dan bayi dengan 11,9% atau senilai Rp6,8 triliun.
“Pembahasan 4 kategori FMCG di tahun 2023 ini cukup menarik, karena ada beberapa yang tumbuh cukup signifikan, dan ada beberapa penurunan,” kata Narendrata.
Pada kategori kecantikan dan perawatan naik 16% atau meningkat Rp3,8 triliun dibandingkan tahun lalu dan pada kategori makanan dan minuman naik 9% atau meningkat Rp932 juta dibandingkan tahun lalu. Kenaikkan pada kategori kecantikan dan perawatan ini ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan pada kategori makanan dan minuman, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp1,1 triliun atau meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
Menurut Narendrata, fenomena ini berpotensi sebagai dampak dari beberapa hal yang terjadi di tahun 2022 maupun 2023. Seperti pertumbuhan parfum yang cukup meningkat di tahun 2023, ditengarai oleh munculnya brand-brand lokal yang mampu bersaing dengan brand global.
Sementara di kategori makanan dan minuman pertumbuhan dari frozen food diperkirakan adalah dampak dari perubahan perilaku konsumen saat pandemi, yang menyimpan sejumlah makanan dalam cold storage dalam satu kali transaksi, dan dapat dikonsumsi di kemudian hari.
“Nampaknya hal ini masih menjadi tren meskipun Indonesia sudah resmi memasuki masa endemik di pertengahan tahun 2023 lalu. Kebiasaan baru yang terbentuk, ditambah kepraktisan yang ditawarkan menjadi value yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Pada kategori Moms & Baby mengalami penurunan 2% atau senilai Rp81 juta dibanding tahun lalu. Tampaknya, fenomena boikot produk memberikan dampak yang cukup signifikan. Penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan, menurun 12% atau senilai Rp1,2 triliun. Pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan di tahun 2023 lalu.
FMCG Report 2023 ini juga turut menyuguhkan data outlook di tahun 2024, dimana Compas.co.id memperkirakan akan terjadi kenaikan nilai penjualan sekitar 3% ke angka Rp58,3 triliun di tahun politik ini.
STEVY WIDIA
Discussion about this post