youngster.id - Perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks mengumumkan prediksi lanskap keamanan siber pada 2021. Prediksi ini berangkat dari antisipasi situasi kritikal setelah satu tahun Pandemi Covid-19.
VP & Regional Chief Security Officer Asia Pasific dan Japan Palo Alto Networks, Sean Duca, keamanan siber adalah kondisi yang tidak pernah selesai
”Di dalam kondisi apapun selalu saja ada upaya dari berbagai pihak untuk terus mendapatkan keuntungan dari kejahatan siber,” kata Sean dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).
Menurut dia, tahun 2020 menjadi ujian bagi ketahanan digital. Karena itu, Sean memprediksi, dampak pandemic masih akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. Tetapi orang sudah mulai bergerak kembali, salah satunya adalah pergi melancong.
Palo Alto Networks juga memprediksi adalah mengenai makin banyaknya data yang tersebar akibat adanya negara-negara yang menerapkan kebijakan travel bubble.
“Ketika ada banyak orang melakukan traveling, negara-negara tertentu akan meminta contact tracing. Artinya ada banyak data yang harus dibagikan pelancong ketika mereka memutuskan traveling. Misalnya nama, alamat pribadi, lokasi, riwayat kontak. Ini semuanya adalah data pribadi,” kata Sean Duca.
Ia menyebut, hal ini akan jadi PR tersendiri bagi negara yang belum memiliki kebijakan perlindungan data pribadi. Oleh karenanya, ada banyak industri yang menunggu kehadiran RUU PDP karena berkaitan dengan bagaimana bisnis mengumpulkan dan mengolah data dari pengguna.
“Perusahaan perlu mengumpulkan data (terkait traveling) dengan cara yang aman dan memastikan adanya proteksi terhadap data yang dikumpulkan,” kata dia.
Proyeksi lain adalah mengenai adopsi solusi berbasis cloud. Covid-19 telah memaksa orang untuk bekerja di rumah dan bertransformasi digital. Hal ini menurut Sean mendorong banyak perusahaan memikirkan cara agar karyawan tetap bekerja aman dari rumah.
“Meski bekerja di rumah, karyawan harus memiliki proteksi sama dengan saat bekerja di kantor. Untuk itu Palo Alto Network menghadirkan solusi SASE (secure acces service edge) yang menjadi norma keamanan siber baru,” kata Sean.
Sementara itu menurut Director & Systems Engineering Palo Alto Networks Indonesia Yudi Arijanto, solusi SASE sudah banyak digunakan perusahaan untuk mengamankan para direktur atau pejabat level C perusahaan.
Prediksi lainnya dari Palo Alto Network terkait dengan terjadinya perpindahan ke cloud secara besar-besaran dan bukan hanya sekadar untuk mendukung tugas mendasar seperti email.
Pada 2021, banyak kegiatan operasional yang divirtualisasikan dan mendorong perusahaan untuk meninjau kembali sistem keamanan di lingkungan cloud yang telah digunakan.
Sean Duca mengatakan, kontrol keamanan jaringan tetap jadi komponen penting dalam mendukung keamanan cloud. Perusahaan pun perlu memperkuatnya dengan lapis tambahan, terutama di lingkup pengelolaan identitas dan manajemen akses seiring meningkatnya penggunaan cloud.
STEVY WIDIA
Discussion about this post