youngster.id - Industri financial tecnologi diramalkan akan menjadi tren di tahun depan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya perusahaan yang menawarkan solusi pembayaran mobile, mulai dari bank hingga operator telekomunikasi. Tetapi tantangan terbesar industri ini adalah edukasi.
CEO Dimo Pay, Brata Rafly mengatakan saat ini, pasar pembayaran mobile masih kecil. Karena itu, para penyedia layanan pembayaran mobile seharusnya bekerja sama melakukan edukasi masyarakat agar industri fintech dapat berkembang.
“Apa yang harus kita lakukan? Edukasi harus kita lakukan bersama-sama, dengan pemerintah juga,” kata Brata dalam siaran pers belum lama ini di Jakarta. Menurut dia, jika pemerintah memberikan “restu” pada penggunaan mobile payment, masyarakat juga akan lebih percaya pada berbagai layanan pembayaran mobile yang ada.
Dengan mengembangkan fintech, pemerintah akan dapat mencapai tujuan mereka, yaitu inklusi ekonomi dan memenuhi gerakan nasional non-tunai. Sementara untuk Dimo, Brata mengatakan, biasanya mereka hanya perlu melakukan edukasi ke merchant dan bank atau penyedia mobile payment yang menjadi klien mereka. Edukasi ke masyarakat akan dilakukan oleh bank atau penyedia pembayaran mobile tersebut.
Masalah lain menurut Brata, menyediakan sistem pembayaran mobile yang eksklusif justru akan membuat industri fintech tidak dapat berkembang. Masalah ini menjadi salah satu hal yang ingin Dimo selesaikan.
“Kami ingin agar semua orang dapat melakukan transaksi non-tunai,” ujar Brata, tidak peduli kelas masyarakat atau ponsel yang dia gunakan. Dia menjelaskan, pemerintah juga dapat membantu dengan memberikan regulasi yang jelas terkait fintech. Menurutnya, semakin jelas regulasi yang dibuat pemerintah, pelaku industri fintech akan dapat menentukan arah mereka.
Sementara edukasi masyarakat biasanya akan dilakukan oleh penyedia pembayaran mobile. Saat ini, Dimo telah bekerja sama dengan 15 penyedia mobile payment dan ribuan merchant.
STEVY WIDIA
Discussion about this post