youngster.id - Atom adalah aplikasi untuk membuat mobile online shoping yang cocok bagi transformasi usaha kecil menengah (UKM) ke digital. Hal ini membuat aplikasi yang dikembangkan CyberLabs startup dari Bandung ini dilirik oleh Pemerintah.
Firlia Nastiti Chief Marketing Officer (CMO) startup CyberLabs, Bandung ini berkesempatan untuk mepresentasikan aplikasi Aton di hadapan Menneg BUMN Rini M. Soemarno pada HUT Kementerian tersebut 29 Oktober 2016 yang akan digelar di Labuan Bajo, NTT.
“Senang sekali diberi kesempatan ini. Awal mulanya ketika ikut pameran Bandung ICT Expo pekan lalu, saya presentasikan Atom depan Dirut Telkom (Alex Sinaga, red). Eh, kemarin dikabari saya akan mendampingi beliau presentasi depan Bu Menneg BUMN,” kata Firlia saat dihubungi, Kamis (27/10/2016) di Labuan Bajo.
Startup binaan Indigo ini memang menonjol. Produk aplikasi Atom ini dinilai paling sejalan dengan visi dan sejumlah program dari kementerian BUMN tersebut khususnya dan Pemerintahan Jokowi umumnya. Firlia mengaku produk ini memang terkait dengan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) berbasis digital.
Jalinan dengan Atom diawalinya saat dirinya berbisnis online shopping dan menyusun skripsi. “Dulu bisnis OL, dan susun skripsi dengan kesimpulan UKM di Indonesia itu butuh layanan digital. Mereka sangat perlu aplikasi mobile untuk memajukan bisnisnya namun terkendala akses dan biaya,” kata gadis yang baru lulus dari jurusan Manajemen Bisnis Teknologi Informasi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Telkom University.
Selain ke Labuan Bajo, sambung Firli, pada waktu hampir bersamaan timnya juga harus ke Jakarta bertemu Bank Mandiri dan sebuah operator seluler. Bank Mandiri berniat menyalurkan dana tanggungjawab sosial perusahaannya, sementara operator seluler berencana menjadikan mitra bagi layanan UKM mereka dengan menggunakan aplikasi Atom.
Menurut dia, seluruh pencapaian tersebut pesat terjadi setelah ikut Indigo Creative Nation tahun lalu. Setelah terseleksi, mereka ikut pelbagai mentoring di Bandung Digital Valley (BDV) maupun Jakarta Digital Valley.
“Hingga akhirnya kami diinjeksi modal Rp120 juta dan kemungkinan akan ditambah lagi. Tapi paling penting dari itu adalah terbukanya jaringan ke mana-mana, terutama seperti bisa presentasi depan Ibu Menteri,” kata gadis berperawakan kecil ini.
CyberLabs yang berdiri tahun 2014 ini merasakan lompatan berkat akses tersebut, yang belum tentu mudah diperoleh jika berusaha sendiri. Bahkan, jejaring yang ada hingga cakupan global. Misalnya pada 11 Oktober lalu mereka mengikuti mentoring bisnis dengan sejumlah akademisi dan praktisi asal Inggris di BDV. Ternyata, keesokan harinya kantor mereka didatangi langsung karena dinilai prospektif.
Kala itu, yang mendatangi adalah Prof Brandon Fleming dari University of Washington), Dr. Everardo Ruiz (Managing Director-Fund Investment & Ip Advisory),dan Gheorghe Rush Velcsov (akademisi) mendatangi kantor mereka di Jl. Guntur Sari II No. 37 BuahBatu, Bandung.
“Mereka mempelajari kami detil. Selain akan mencoba jadi mediator ke relasi global, juga mengambil bahan untuk penelitian ilmiah mereka. Sangat menyenangkan bergabung Indigo, meski saya belum diwisuda,” pungkas Firlia lagi.
Pemerintah tengah mengedepankan ekonomi digital. Seiring dengan itu usaha rintisan (startup) digital juga tumbuh. Jika sinergi ini dapat dibangun maka cita-cita untuk menjadi Negara terkemuka di Asia dapat terwujud.
STEVY WIDIA
Discussion about this post