youngster.id - Aktor Ashton Kutcher mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi perdagangan manusia dan eksploitasi seksual anak. Lewat organisasi bernama Thorn ini dia fokus pada pembangunan alat berbasis web dan mobile untuk membantu upaya melawan eksplotasi seksual terhadap anak.
Baru-baru ini, Kutcher melalui Thorn meluncurkan Spotlight, sebuah aplikasi web yang menunjang penyelidikan kasus ini. Termasuk membantu memfilter konten-konten di internet seperti di forum dan listing, yang mengiklankan perdagangan seks anak.
Diberitakan oleh The Next Web, Kamis (16/2/2017) aplikasi tersebut menggunakan machine learning untuk menganalisis data dan mengidentifikasi iklan mencurigakan yang mungkin melibatkan anak di bawah umur, serta mencocokkan foto dan gambar. Data itu akan menghasilkan profil, yang sangat berguna untuk lebih mudah melacak kasus-kasus tertentu.
Pada Oktober 2016 Thorn mengumumkan Spotlight telah membantu mengidentifikasi lebih dari 6.300 korban perdagangan seksual di AS, yang hampir 2.000 di antaranya adalah anak-anak. Alat ini sekarang digunakan di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat oleh 780 lembaga.
Selain itu Thorn jgua tengah bersiap memburu pelaku kejahatan ini yang beroperasi di Dark Web. Thorn membangun sebuah alat yang disebut Solis, untuk menganalisis aktivitas di jaringan bawah tanah tersebut dan membantu peneliti mengungkap informasi tentang anak di bawah umur yang dieksploitasi di seluruh dunia. Solis tengah diuji oleh mitra global Thorn dan sudah membantu penyelamatan 40 anak.
Pada 2012, Organisasi Buruh Internasional memerkirakan ada sekitar 21 juta korban perdagangan manusia di seluruh dunia, dan sekitar 5 juta di antaranya dieksploitasi secara seksual. Dan ditemukan bahwa 63 % korban perdagangan seks anak yang disurvei, diiklankan secara online.
Selain meneliti seluk beluk perdagangan dan eksploitasi seksual anak, Thorn juga merancang teknologi untuk membantu melawannya. Pada 2013, Thorn menggandeng Twilio membuat sebuah shortcode yang dapat digunakan korban eksploitasi seksual dan saksinya, untuk mengirim pesan mencari bantuan secara diam-diam.
STEVY WIDIA
Discussion about this post