youngster.id - Biro Akademis Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar lomba beton dengan bahan yang ramah lingkungan. Peserta tak hanya membuat beton yang baik dan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia), namun juga harus berpikir kreatif dan inovatif.
Kompetisi bertema “Low Cement High Strength Concrete Competition 2017” ini mengharuskan para peserta mengurangi bahan semen dan digantikan dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Jadi peserta harus membuat beton yang memiliki kuat tekan yang baik dan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) bermutu tinggi, namun juga harus berpikir kreatif dan inovatif.
“Kami dari panitia mengharapkan agar para peserta, terutama mahasiswa angkatan 2016 sekaligus belajar menyusun proposal lomba, agar kelak jika mereka mengikuti lomba selanjutnya, minimal mereka memiliki pengalaman menyusun proposal,” kata Maria Rosario Vianey, penanggung jawab lomba dalam siaran pers UAJY baru-baru ini.
Lomba yang rutin diadakan oleh Biro Akademis HMS UAJY setiap awal tahun akademik semester genap ini kembali menarik minat peserta yang cukup banyak. Terdapat 20 tim yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2014 sampai 2016 turut ambil bagian pada lomba kali ini, dengan setiap timnya terdiri dari 3 mahasiswa.
Maria menjelaskan, lomba kuat beton dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, para peserta lomba diharuskan menyusun proposal terlebih dahulu. Kedua, tahap tutorial. Pada tahap ini para peserta akan diajarkan bagaimana cara meramu juga menentukan jumlah agregat bahan campuran beton agar memenuhi standar kuat tekan beton yang ada. Masing-masing tim diperbolehkan mencari bimbingan dari teman mahasiswa angkatan 2013 yang tentunya sudah memiliki banyak pengalaman mengenai kuat tekan beton itu sendiri.
Setelah mendapatkan jumlah agregat yang tepat, ke-20 tim ini melakukan tahap selanjutnya, yaitu tahap mixing Day. Yakni, tahap para peserta mulai membuat beton sesuai dengan jumlah agregat campuran yang telah ditentukan. Dari 20 tim dibagi menjadi 4 kloter, setiap kloter memiliki waktu sekitar 40 menit untuk menyelesaikan tahap mixing sampai pada beton cair dimasukkan ke dalam silinder beton untuk dilakukan perawatan selama 28 hari sebelum menuju uji kuat tekan.
“ini merupakan salah satu pengalaman baru bagi saya, cukup menarik dan menambah pengetahuan saya, terutama di bidang kuat tekan beton, dengan mengikuti lomba ini saya menjadi lebih paham dari pada hanya membaca teori, juga dengan berpartisipasi dalam lomba ini saya bisa mencari dan menentukan bahan apa yang bisa digunakan sebagai inovasi dalam pembuatan beton,” ungkap Veronica Tika, salah satu peserta.
Sedangkan bagi peserta lainnya, Jermycko Daru, mengikuti lomba adalah hal yang menyenangkan sekaligus menambah pengalaman. “Saya di sini juga meneliti bahan mana yang bisa digunakan, kami sendiri menggunakan 3 bahan tambahan,” tambah teman satu tim dari Veronica Tika itu.
Maria Rosario berharap di tahun-tahun selanjutnya dapat diadakan lomba yang lebih menarik dan inovatif. “Semoga juga ada lomba lain yang berhubungan dengan dunia ketekniksipilan agar para teman-teman bisa lebih berkreasi,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR