youngster.id - Layanan edutech telah menjadi bagian penting di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, AyoBlajar memperluas layanan dari yang bersifat business to business (B2B) ke business to consumer (B2C). Startup ini menargetkan dapat menggaet 100.000 pengguna tahun ini.
Fariz Isnaini CEO AyoBlajar mengatakan, saat ini, layanan AyoBlajar yang sudah ada sejak 2018 telah menjangkau 23 sekolah dan 13.000 siswa. Hanya saja, selama ini baru fokus pada penyediaan sistem manajemen pembelajaran atau learning management system yang sifatnya business to business (B2B). Melihat kondisi sekarang, AyoBlajar memperluas layanan langsung ke siswa program #BlajarUntukBangsa.
“Kami menawarkan materi pembelajaran berupa eksperimen ditambah dengan visualisasi. Ada empat fitur yang kami tawarkan, yaitu learning management system, live classes online, one on one mentoring dan video pembelajaran,” kata Fariz dalam video conference, Jumat (4/9/2020)
Dia mengungkapkan, program #BlajarUntukBangsa tersebut merupakan wujud kepedulian Ayo Blajar dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa. Platform AyoBlajar disebutnya hadir sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dia berharap ke depannya AyoBlajar akan menjadi platform edukasi terlengkap dan termudah.
“Harapannya kami bisa membuka akses bahkan sampai ke daerah pedalaman. Perjalanan AyoBlajar dimulai tahun 2018, tapi saat itu fokus pada pembuatan konten pembelajaran,” kata Fariz lagi.
Menurut dia, kondisi pandemi ini membuat semakin banyak orang yang membutuhkan platform edukasi yang mampu menggantikan pembelajaran di sekolah. “Kami punya pengajar 50 orang, pengguna 13 ribu siswa dari Aceh sampai Papua,” ujarnya.
Keunggulan dari AyoBlajar ada pada leaarning manajement system yang lebih lengkap, dashboard interaktif yang akan memudahkan pengguna dan lebih nyaman, juga pada kualitas guru dan konten.
AyobBlajar juga menawarkan harga kompetitif dibanding startup sejenis. Untuk fitur video pembelajaran misalnya, AyoBlajar tidak mengenakan biaya alias gratis untuk pengguna.
“Kami perusahaan yang memberi harga paling kompetitif. Kami memiliki tutor terbaik. Kita punya training sendiri,” ujarnya.
Meski demikian, perusahaan tetap menyiapkan sistem monetisasi pada keberlangsungan bisnisnya, yakni lewat layanan sistem manajemen pembelajaran yang sifatnya berlangganan (subscription). Seiring dengan semakin dibutuhkannya sistem pembelajaran daring, ke depan perusahaan akan memperbanyak fitur layanan.
STEVY WIDIA