youngster.id - Telepon pintar (smartphone) tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup. Sayangnya, produk ini belum memenuhi kebutuhan para penyandang disabilitas, terutama tuna netra. Namun, kini hadir solusi lewat aplikasi B-Smart yang dapat mengkonversi mengkonversi teks dalam image atau gambar teks seperti buku, koran atau uang menjadi sebuah tulisan dan suara.
Solusi aplikasi pintar ini adalah karya Elik Hari Muktafin. Pemuda yang juga merupakan CEO sekaligus pendiri startup Creavi Smart IT ini berhasil menciptakan solusi bagi para penyandang tuna netra agar bisa memanfaatkan smartphone.
“Ini berbeda dengan aplikasi tuna netra yang selama ini ada, yang tetap membutuhkan seorang penerjemah huruf braile karena hasil outputnya tetap terkirim dalam bentuk huruf braile” jelas Elik yang dilansir STMIK AMIKOM Yogyakarta baru-baru ini.
Dengan aplikasi tersebut, pengguna tuna netra sudah tidak lagi memerlukan orang lain untuk memilihkan nomor kontak yang akan dihubungi atau dikiriminya pesan, karena semua perintah dalam aplikasi itu juga dilakukan dengan konsep membaca huruf braille, namun hasil ketikan dengan konsep braille tersebut akan terkirim dalam bentuk alfabet.
Ada banyak fitur yang disuguhkan aplikasi B-Smart, salah satu yang paling menarik adalah Virtual Braile Keyboard. Melalui fitur tersebut, penyandang tuna netra bisa menuliskan pesan singkat (SMS) menggunakan smartphone layar sentuh.Sistem yang digunakan pada B-Touch ini juga cukup unik, yaitu menggunakan huruf braile sebagai basis untuk menulis pesan. Huruf barile sendiri menggunakan kombinasi enam buah simbol dan semua itu bisa dituliskan menggunakan enam tombol khusus yang ada di aplikasi B-Smart.
Menariknya lagi, setiap input yang diberikan ke pengguna akan dibacakan dalam bentuk audio. Menurut Elik aplikasi B-Smart memang memilik kemampuan mengkonversi teks dalam image atau gambar teks seperti buku, koran atau uang menjadi sebuah tulisan dan suara. Pengguna hanya tinggal mengarahkan kamera teleponnya pada tulisan dalam sebuah buku, koran atau uang dan langsung akan dikonversi menjadi suara.
B-Smart terdiri dari tiga aplikasi utama, yaitu B-Touch untuk komunikasi, B-School untuk pendidikan, dan B-Tolls yang menyediakan berbagai tools khusus untuk membantu para penyandang tuna netra menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. B-Touch dan B-School telah bisa digunakan, tapi B-Tools masih dalam masa pengembangan.
B-Smart telah mendapatkan berbagai pengakuan secara nasional dan internasional. Aplikasi ini bahkan akan tampil mewakili Indonesia di ajang APICTA 2016 di Taipei, Taiwan. Ke depannya, Elik mengatakan B-Smart akan dikembangkan menjadi sebuah launcher sehingga dapat dioperasikan langsung ketika ponsel dinyalakan.
“Ke depannya kita memang akan mengembangkan B-Smart menjadi launcher agar penggunaannya menjadi lebih mudah,” ujar Elik. Melalui dana hibah sebesar Rp. 260 Juta dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Elik yang kini telah tamat dari STMIK Amikom bersama timnya mengembangkan aplikasinya untuk dikomersilkan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post