Bank dan Fintech: Friend or Foe?

DBS Accelerator 2016 memilih 7 startups dari seluruh Asia. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Revolusi digital yang dimotori oleh pemanfaatan data, kecerdasan buatan, dan machine learning memunculkan teknologi baru yang mampu mengubah cara hidup masyarakat.Di sisi lain teknologi menimbulkan guncangan di semua sektor, tidak terkecuali finansial.

Kini bermuculan lembaga-lembaga keuangan baru yang memanfaatkan teknologi digital yang disebut financial technology (fintech). Akankah ini menjadi ancaman bagi perbankan konvesnional ?

Leonardo Koesmanto, Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia, mengatakan setidaknya 30% jenis pekerjaan di sektor perbankan diprediksi akan menghilang dalam lima tahun ke depan.

“Mau tak mau, menyikapi perubahan ini perbankan konvensional mesti menyesuaikan diri dengan tren fintech ini. Jadi akan ada beberapa korporasi finansial besar yang mulai berinvestasi dan bekerja sama dengan fintech untuk meningkatkan kemampuan teknologi digitalnya,” ucap Leonardo Kamis (7/12/2017) di Jakarta.

Leonardo mengatakan, perkembangan fintech tidak lepas dari situasi krisis ekonomi pada 2008. Di tengah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, fintech memberikan warna baru di sektor finansial. Pada saat itu, bank fokus mengatasi regulasi dan krisis yang sedang terjadi, sedangkan fintech menghadirkan produk yang sesuai dengan perkembangan gaya hidup.

Menurut dia, munculnya, Fintech memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan bank konvensional. Memiliki struktur organisasi yang lebih ramping dan daya penetrasinya yang dinamis, membuat fintech bergerak lebih cepat dan lincah dibandingkan bank konvensional. Fintech dapat menawarkan produk-produk baru yang dibutuhkan masyarakat sejalan dengan gaya hidup digital.

Saat ini, kolaborasi atau ko-inovasi dengan fintech merupakan jalan terbaik bagi bank untuk mempertahankan pertumbuhannya. Artinya, bank konvensional harus mengubah model dan strategi bisnis untuk melebarkan pasarnya. Di sisi lain, fintech juga akan mendapatkan keuntungan modal, data, pasar, dan dukungan regulasi dari perbankan.

Kecenderungan masyarakat menginginkan bentuk layanan cepat, mudah, dan praktis dalam aktivitas sehari-hari. Perilaku berbelanja misalnya, yang tadinya melalui gerai toko di mal maupun pasar dapat dilakukan dengan sekali klik di depan komputer atau gawai telepon seluler (ponsel). Begitu pula transaksi perbankan, berbagai jenis pembayaran tagihan dan investasi dapat dilakukan melalui aplikasi dalam ponsel pintar.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version