youngster.id - Platform media sosial yang berbasis video pendek, SnackVideo Indonesia menghadirkan fitur Content Exclusions Solution pada November 2023 untuk membantu para brand agar dapat mengontrol penayangan iklan mereka, sehingga dilakukan dengan pengaturan yang tepat dan dapat ditonton oleh target market dalam konteks yang tepat.
Dina Bhirawa, Head of Marketing SnackVideo Indonesia mengatakan, Content Exclusions Solution memungkinkan brand untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan efisien, karena setiap iklan ditayangkan dengan rencana yang baik, penuh makna, dan yang paling penting adalah dipercaya oleh para pengguna SnackVideo yang menontonnya.
“Untuk penerapannya, kami menggunakan teknologi canggih berupa machine learning seperti yang diterapkan oleh AI. Teknologi yang sama juga diterapkan oleh SnackVideo Indonesia untuk menemukan konten-konten berbahaya dan negatif sehingga bisa langsung segera ditangani,” kata Dina, Selasa (28/11/2023).
Diklaim Dina, Content Exclusions Solution dari SnackVideo Indonesia sejalan dengan standar-standar dari Global Alliance for Responsible Media (GARM), sebuah inisiatif yang dikeluarkan oleh World Federation of Advertisers (WFA). Lewat GARM, WFA ingin memastikan bahwa penayangan iklan secara daring, termasuk dalam semua platform media digital, dilakukan secara transparan, konsisten, dan terkendali dengan baik. Ini berarti bahwa iklan tidak ditayangkan setelah atau sebelum, atau bersamaan dengan konten yang berbahaya atau negatif. Saat ini, GARM telah diterapkan oleh banyak perusahaan media di seluruh dunia.
Dalam pelaksanaannya, Content Exclusions Solution dari SnackVideo Indonesia memberi opsi tiga tingkat inventaris konten video, yaitu Penuh (Full), Standar (Standard), dan Terbatas (Limited).
Ketiga opsi tersebut dirancang sesuai dengan Brand Safety Floor and Suitability Framework GARM. Penjelasan dari ketiga opsi filter inventaris konten video tersebut adalah sebagai berikut:
- Inventaris penuh: Semua konten yang memenuhi persyaratan dasar dan sebagian konten dengan risiko tinggi akan difilter. Contoh: Konten grafis penuh kekerasan, konten pornografi yang eksplisit dan terdapat ketelanjangan, serta konten yang mengandung ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok.
- Inventaris standar: Berdasarkan inventaris penuh, semua konten berisiko tinggi dan sebagian yang berisiko sedang akan difilter. Contoh: Konten dengan kandungan kata-kata kasar, konten berita atau drama yang memiliki adegan kekerasan, serta konten yang cabul.
- Inventaris terbatas: Berdasarkan inventaris standar, semua konten berisiko sedang dan sebagian yang berisiko rendah akan difilter. Contoh: Konten dengan pornografi ringan dan konten pemicu yang berkualitas rendah.
HENNI S.