youngster.id - Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi digital dengan nilai mencapai US$77 miliar pada akhir tahun 2022 dan diprediksikan tumbuh hingga US$130 miliar pada tahun 2025. Pertumbuhan masif tersebut turut meningkatkan kebutuhan hadirnya infrastruktur digital yang kuat dan berkapasitas mumpuni.
Hal ini mendorong BDx Indonesia menambahkan CGK3A dalam portofolio pusat datanya di Indonesia. Ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk menyediakan kapasitas pusat data 70 MW pada akhir tahun 2023.
“Sebagai ekonomi digital yang terbesar di antara negara-negara anggota ASEAN saat ini, Indonesia membutuhkan penyedia infrastruktur digital yang mampu mengimbangi perkembangan ekonomi digital negara ini,” jelas Agus Hartono Wijaya, Presiden Direktur dan CEO BDx Indonesia dalam keterangan pers, Rabu (12/4/2023).
BDx Indonesia tengah membangun pusat data terbarunya (greenfield), CGK3A. Pusat data berkapasitas 15 MW ini dibangun dengan nilai investasi sebesar US4150 juta atau lebih dari Rp 2 Triliun dan bertujuan menyediakan layanan pusat data tingkat global dan terdepan bagi perusahaan dan para hyperscaler di Indonesia.
“Peletakan batu pertama untuk pusat data CGK3A hari ini menjadi wujud komitmen BDx Indonesia dalam menawarkan konektivitas yang luar biasa bagi pelanggan kami, baik berbagai perusahaan teknologi maupun hyperscaler, serta mendukung perkembangan transformasi digital di Indonesia,” kata Agus lagi.
Selain konektivitas, pusat data dengan luas 14.127 m2 juga dilengkapi fasilitas pusat data Tier III, serta sistem keamanan canggih, teknologi otomasi, dan waktu aktif jaringan tinggi. Selain itu, pusat data ini dibangun untuk memberikan keunggulan operasional dan solusi yang berkelanjutan (sustainable) serta efektivitas penggunaan daya (PUE) di bawah rata-rata sebesar 1,4 – tanpa mengurangi produktivitas dan skalabilitas pusat data.
CGK3A sendiri ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2023, dan akan melengkapi pusat data CGK3 serta empat pusat data lainnya yang dibangun BDx Indonesia sejak berdirinya perusahaan pada bulan Juni tahun 2022 lalu. Pusat data tersebut akan menjadi bagian dari tiga availability zone (satu atau lebih pusat data yang berada di tempat terpisah) milik BDx di Indonesia, termasuk di Jakarta, Tangerang, dan Jawa Barat, untuk semakin mendorong pertumbuhan pelanggan di beragam lokasi.
BDx Indonesia adalah perusahaan joint venture senilai 300 juta Dolar AS antara PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison atau IOH), PT Aplikanusa Lintasarta, dan BDx. Hal ini menempatkan BDx Indonesia di posisi strategis dengan kombinasi keahlian global dan lokal, serta wawasan tentang lanskap telekomunikasi dan jaringan, yang memungkinkan BDx Indonesia untuk menyediakan layanan dan teknologi pusat data yang canggih kepada pelanggannya di Indonesia.
“Kami bangga dapat menghadirkan operasi pusat data kelas dunia dengan pemahaman yang akan mendalam kebutuhan pasar di Indonesia, yang tercermin dalam pembangunan CGK3A. Momentum hari ini merupakan milestone penting bagi kami, dan merupakan langkah kami selanjutnya dalam menawarkan serta solusi pusat data berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia,” tutup Agus.
STEVY WIDIA
Discussion about this post