youngster.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) memfasilitasi perusahaan berbasis digital atau startup di Indonesia untuk memperoleh pendanaan. Lewat IDX Incubator, telah ada 45 perusahaan rintisan yang mendapat pembinaan.
“Perusahaan startup itu kita berikan fasilitas berupa pelatihan dan pemahaman tambahan yang nantinya supaya mereka bisa mencari modal pendanaan untuk perkembangan perusahaannya,” kata Samsul Hidayat Direktur Penilaian Perusahaan BEI dilansir Antara, Selasa (8/8/2017) di Jambi.
Sampai saat ini kata dia, telah ada 45 perusahaan rintisan (startup) yang tergabung pada program IDX Incubator tersebut. Perusahaan startup yang tergabung dalam program ini juga didorong untuk go public atau mencatatkan sahamnya di lantai bursa. Selain itu saat ini untuk mendorong perusahaan startup agar dapat melantai di bursa efek, pihak OJK telah menurunkan aset di bawah Rp50 miliar perusahaan rintisan telah dapat melakukan penawaran saham perdana atau Intial Public Offering/IPO.
“Sebelumnya untuk bisa IPO aset minimal harus Rp100 miliar, saat ini OJK telah memperbolehkan perusahaan atau ‘startup’ dengan aset Rp50 miliar dan sudah dapat melakukan penawaran umum,” katanya menjelaskan.
Dengan kelonggaran ini saat ini menurut Samsul, telah ada satu perusahaan yang bergerak disektor perdagangan e-comerce sedang memproses untuk mengajukan penawaran umum. “Saat ini untuk perusahaan startup yang sudah go publik memang belum ada, tapi saat ini ada satu perusahaan disektor e-comerce sedang dalam tahap mengajukan IPO,” katanya menambahkan
Samsul menegaskan melalui program IDX Incubator, perusahaan kecil atau perusahaan rintisan startup tersebut diberikan pemahaman dan difasilitasi dengan para pemodal besar untuk mencari pendanaan atau modal.
“Misalnya perusahaan ini dipertemukan dengan pemodal, jadi untuk memperoleh pendanaan itu tidak harus melalui penawaran IPO, tapi bisa kita pertemukan dengan pemodal,” kata Samsul dalam kunjungannya meresmikan galeri pasar modal di Provinsi Jambi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post