Berkat Media Sosial, Foto Jadi Media Komunikasi

(ki-ka) Johanes J Rampi, General Manager Electronic Imaging & Instax Product Fujifilm Indonesia dan Takuya Asano, Quality Control Manager Fujifilm Indonesia. (Foto: Istimewa/Youngster.id)

youngster.id - Dunia fotografi telah mengalami perubahan yang sangat besar. Foto yang dulunya cuma disimpan dan jadi kenangan kini berubah jadi alat komunikasi semenjak kehadiran smartphone dan media sosial.

Noriyuki Kawakubo, Presiden Direktur Fujifilm Indonesia mengatakan, hal ini tak lepas dari tren penggunaan media sosial dan smartphone yang kian meningkat di kalangan anak muda yang suka berbagi foto.

“Value fotografi mulai berubah. Dari mulai hanya sekadar dijadikan kenangan dan disimpan sebagai album, sekarang menjadi media komunikasi untuk berbagi kepada orang lain di media sosial dan juga untuk mengekspresikan diri,” kata Kawakubo saat peluncuran printer instan Instax Share SP-3 dan kamera instan Instax SQ10 varian warna putih Selasa (19/12/2017) di Kemang, Jakarta.

Ia memaparkan hal ini tak lepas dari tren penggunaan media sosial dan smartphone yang kian meningkat di kalangan anak muda yang suka berbagi foto.

“Maka dari itu, melalui produk terbaru yang dihadirkan Fujifilm, kami menargetkan anak muda dan pegguna smartphone yang suka berbagi foto ke media sosial,” ujar Kawakubo lagi.

Menyadari hal tersebut Johanes J Rampi, General Manager Electronic Imaging & Instax Product Fujifilm Indonesia menganggap hal itu sebagai tantangan, tapi juga peluang.

“Ini tantangan buat kami, tapi juga sekaligus peluang. Lewat kamera instan dan printer instan terbaru dari Fujifilm, kami menawarkan sensasi cetak foto layaknya roll film. Namun, bedanya sensasi cetak yang kami suguhkan lebih cepat,” ujar Johanes.

Untuk lebih mengenalkan produk baru tersebut, Johanes mengatakan perusahaan akan menggelar sejumlah event di luar Pulau Jawa.

“Kami akan menggelar event di luar Pulau Jawa, termasuk di sejumlah kota besar di Sumatera dan Sulawesi. Event ini akan memberikan user experience yang lebih dalam kepada konsumen, seperti crafting dan lain sebagainya,” kata Johanes menambahkan.

Di samping itu, ia mengungkap Fujifilm hingga saat ini masih memproduksi roll film untuk kamera analog dan chemical (bahan kimia) untuk proses mencetak foto dari roll film.

Takuya Asano, Quality Control Manager Fujifilm Indonesia, menuturkan kamera seri Instax memiliki peluang yang cukup besar. “Sejak 2012 hingga 2017, penjualan kamera instan seri Instax sudah menembus lebih dari 25 juta unit secara global,” ungkap Asano.

Instax Share SP-3 sendiri merupakan printer instan yang bisa mencetak foto dengan format rasio square (1:1) ala Instagram, menggunakan kertas foto instan Instax Square Film. Kamera analog yang menggunakan roll film kembali tren di Indonesia. Bahkan, kamera tersebut masih bertahan di tengah gelombang popularitas kamera digital.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version