youngster.id - Bank Indonesia (BI) menargetkan seluruh penyelenggara jasa sistem pembayaran mengimplementasikan standardisasi kode Quick Response (QR Code) atau QRIS pada tahun depan. Penerapan ini juga berlaku untuk antarnegara (cross border).
“Penerapan QRIS di domestik dan antarnegara semua akan di 2020. Tapi kami utamakan yang inbound dulu,” kata Sugeng Deputi Gubernur BI di acara Indonesia Fintech Forum 2019 Rabu (4/9/2019) di Auditorium Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta.
Sugeng menjelaskan, tahap pertama, BI akan memantau penerapan QRIS oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran di dalam negeri per Januari 2020. Setelahnya, standardisasi ini bakal diterapkan untuk transaksi antarnegara inbound.
Transaksi antarnegara inbound ini menyasar wisatawan mancanegara dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Utamanya yang berasal dari ASEAN, Tiongkok, India, Hong Kong, Korea Selatan, dan Jepang. (Baca: BI Rilis Standardisasi Kode QR, Nasib Alipay & WhatsApp Pay Terdampak) Lalu, BI akan mengimplementasikan QRIS untuk transaksi antarnegara outbound.
Dalam hal ini, regulator menyasar jemaah haji dan wisatawan Indonesia yang ke luar negeri, utamanya ASEAN. Ia pernah mengatakan bahwa Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) baik asing maupun lokal harus menyesuaikan layanannya dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) Nomor 21/18/PADG/2019 tentang implementasi QRIS untuk pembayaran hingga akhir tahun ini.
Dengan begitu, QRIS bisa diimplementasikan menyeluruh mulai awal tahun depan. “(Saya dengar) perusahaan asing masih melakukan (pembayaran dengan kode QR). Dalam waktu sampai akhir tahun ini mereka harus ikut QRIS. Kalau ada yang melakukan di luar pakai QRIS, kami tertibkan,” kata dia.
Bagi WeChat Pay, Alipay dan WhatsApp yang berencana masuk ke Indonesia harus memenuhi peraturan yang berlaku di Indonesia. Salah satunya dengan menerapkan QRIS.
STEVY WIDIA
Discussion about this post