Bidik UMKM, Fintech Boost Telah Salurkan Pembiayaan Rp3 Triliun di Indonesia

Startup Fintech

Total Pendanaan ke Startup Fintech di Asia Tenggara Turun 65% di Tahun 2023 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Perusahaan fintech lending milik Axiata Group Malaysia, Boost mengklaim telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3 triliun di Indonesia hingga tahun 2023.

Secara kumulatif, sejak awal berdiri hingga tahun 2023, Boost telah menyalurkan pinjaman senilai hampir Rp9 triliun di Malaysia dan Indonesia.

CEO Boost Indonesia Stefanus Warsito mengatakan, pihaknya selalu menjadi yang terdepan dalam menyajikan inovasi melalui layanan pembiayaan, untuk dapat memberdayakan bisnis secara digital, terutama di kalangan masyarakat yang kurang terlayani.

Saat ini, Boost bermitra dengan pelaku ekosistem untuk mengubah model fintech lending terkini menjadi solusi dan produk usaha yang bernilai bagi UMKM di Indonesia agar tumbuh tak terbatas.

“Lebih dari 40% nasabah Boost di Malaysia dan Indonesia belum pernah menerima kredit dari penyedia jasa keuangan lain sebelumnya. Kami berupaya menjangkau lebih banyak UMKM di seluruh negeri melalui solusi holistik fintech kami yang dapat membantu mereka terus maju dalam pertumbuhan bisnis mereka,” kata Stefanus, Senin (24/7/2023).

Di Indonesia, Boost menawarkan dua layanan pembiayaan melalui P2P lending, yaitu invoice financing dan supply chain financing. Peminjam (Boost Merchant) dapat mengajukan pembiayaan hingga Rp2 miliar dalam waktu 3 bulan. Layanan ini memungkinkan UMKM memperoleh pembiayaan untuk kegiatan usaha, memperluas toko, membayar gaji karyawan, dan mewujudkan impian usaha mereka.

Menurut Steffanus, kepercayaan masyarakat kepada perusahaan terus meningkat dengan repeat rate atau pengajuan pinjaman kembali mencapai 90% pada pembiayaan mikro jangka pendek untuk Malaysia dan Indonesia.

Hingga saat ini, Boost telah mencatatkan peningkatan dari tahun ke tahun sebanyak lebih dari 13% dalam total penyaluran pinjaman. Selain itu, Boost juga mencatat pertumbuhan sebesar 24% dalam catatan pinjamannya. Sedangkan pencairan pinjaman rata-rata per bulan sebesar Rp208 miliar.

Ditambahkan Sheyantha Abeykoon, Group CEO Boost, tujuan dan misi Boost adalah melayani yang kurang terlayani, dengan mendukung para peminjam atau merchant secara digital dalam mencapai tujuan mereka di negara tempat Boost beroperasi, termasuk Indonesia. Dengan lanskap digital yang terus berkembang, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan akses ke alat dan solusi tepat, yang diperlukan untuk merangkul digitalisasi.

“Kami berharap dapat berkontribusi dalam upaya penyederhanaan solusi pembiayaan yang didukung oleh AI dan machine learning untuk pasar Indonesia,” katanya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version