youngster.id - Temuan VMware Digital Workspace Studymendapati adanya risiko besar yang kini berpotensi mengancam sistem keamanan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Hal itu karena 1 di antara 3 pekerja di Indonesia (34 % ) ternyata menggunakan perangkat pribadi mereka untuk bekerja tanpa sepengetahuan dan tanpa mendapatkan persetujuan dari tim TI perusahaan terlebih dahulu. Sebanyak 38% responden bahkan mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui dan tidak mematuhi standar kelaikan TI yang telah ditetapkan perusahaan terkait penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja.
“Temuan-temuan dari survei ini menegaskan fakta bahwa organisasi atau perusahaan yang tidak memiliki digital workspace yang aman membuat mereka kian rentan terekspos ke pelbagai celah yang menjadi titik masuk ke jaringan, terlebih apabila pengguna abai akan persyaratan dan kebijakan-kebijakan keamanan TI perusahaan dan berkelit tatkala mereka beranggapan bahwa perusahaan dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka akan tersedianya layanan-layanan TI seperti dambaan mereka,” ybgjao Santoso Suwignyo, Senior Director of Technical Services, Southeast Asia dan Korea, VMware pada Rabu (12/4/2017) di Jakarta.
Menurut dia, kondisi ini tentu saja dapat berpotensi membukakan pintu lebar terhadap masuknya upaya-upaya serangan dan peretasan data, sekaligus meningkatkan risiko terhadap bisnis perusahaan.
Di dalam VMware Digital Workspace Study dikemukakan bahwa dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan Korea, Indonesia berada di peringkat teratas untuk kategori jumlah perusahaan yang mengizinkan karyawannya membawa dan menggunakan perangkat pribadinya untuk bekerja.
Ada 4 dari 10 (41 %) pekerja Indonesia meyakini bahwa departemen TI mereka mendorong digunakannya perangkat pribadi untuk alasan peningkatan produktivitas. Konsekuensinya, 68 % pekerja Indonesia memanfaatkan perangkat bergerak miliknya untuk mengecek email-email kantor.
Signifikansi jumlah pekerja Indonesia yang menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja tanpa persetujuan perusahaan ini dapat pula meningkatkan kerentanan terhadap upaya-upaya peretasan maupun berbagai serangan siber lainnya.
Santoso menekankan bahwa perusahaan-perusahaan perlu memiliki pemikiran di luar persoalan keamanan dan pemenuhan standar peraturan saja.
“Sejak lama telah muncul ketidakselarasan antara prioritas TI dan tuntutan kebutuhan pengguna. Melalui penerapan VMware Workspace ONE, perusahaan dapat meraih keselarasan antara penyediaan kebijakan keamanan yang komprehensif dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dengan kemudahan dalam penggunaan dan tidak memusingkan para karyawan. Solusi ini menjadi satu-satunya platform terintegrasi yang mampu menghadirkan akses kontekstual ke seluruh aplikasi serta menghadirkan manajemen endpoint terbaik di industri,” pungkasnya.
STEVY WIDIA