Bisnis Kebutuhan Pokok Lewat Online Masih Berpeluang Besar Untuk Tumbuh

Belanja bahan makanan. (Foto: ilustrasi//istimewa)

youngster.id - Pandemi telah mendorong tambahan 21 juta pengguna internet di Indonesia.  Hal ini juga mendorong pembelanjaan lewat online meningkat, termasuk dalam hal belanja bahan kebutuhan pokok (groceries). Ini menjadi peluang besar bagi para pelaku bisnis groceries untuk tumbuh.

Industry Analyst Google Iftikar Izzaturrahman mengungkapkan, data Google Trends menunjukkan, penelusuran terkait bahan pokok naik 24% dari Q1 2021 hingga Q1 2022, seiring makin banyaknya orang Indonesia yang ingin membeli produk makanan dan minuman dengan mudah dari rumah.

“Ini menunjukkan potensi bisnis bagi pertumbuhan layanan belanja bahan pokok online,” kata Ifikar dalam acara pers briefing “Google Online Grocery Insights with Blibli.com” Kamis (12/5/2022).

Ia menjelaskan, Google Trends juga mencatat kenaikan minat penelusuran pada sejumlah bahan pokok utama selama periode satu tahun dari Q1 2021 hingga Q1 2022. Penelusuran untuk sayur tumbuh 90%, untuk garam (60%), madu (50%), mie (25%), telur (22%) dan susu (18%).

“Ini juga menunjukkan peluang besar bagi para pemain online groceries untuk masuk ke pasar ini,” ucapnya.

Tren ini sejalan dengan laporan 2021 e-Conomy SEA yang menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia didorong oleh e-commerce yang tumbuh sekitar 52% per tahun dan nilainya diperkirakan akan mencapai US$104 miliar (CAGR) hingga 2025,” papar

Laporan e-Conomy menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, belanja bahan pokok yang dilakukan secara online baru 2%. Laporan dari L.E.K Insights pada November 2021 menunjukkan bahwa penjualan bahan pokok secara online tumbuh 4-5x lipat dari 2019 hingga 2020 dan nilainya diperkirakan akan mencapai US$5-6 miliar hingga 2025.

CMO Blibli.com Edward Kilian Suwignyo yakin pasar layanan belanja bahan pokok online akan semakin besar. Ini karena masyarakat semakin adaptif terhadap perubahan teknologi.

“Kami percaya bahwa omnichannel groceries merupakan tahap lanjutan atas metode berbelanja kebutuhan sehari-hari, dimana pelanggan dapat merasakan pengalaman yang seamless baik secara online maupun offline, juga mendapatkan produk yang dibutuhkan langsung di lokasi mereka berada,” kata Edward.

Menurut dia, untuk itu, infrastruktur, rantai pasok, juga logistik yang terintegrasi memegang peranan penting dalam memberikan nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari menghadirkan pilihan produk berkualitas dan lengkap, harga kompetitif, hingga pengiriman cepat.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version