youngster.id - Riset terbaru YouGov menyebut pasar e-commerce Indonesia berada di peringkat kedua sebagai pasar paling dinamis di dunia. Di sisi lain, e-commerce juga telah menjadi rumah bagi banyak penjual lokal dan UMKM untuk tumbuh dan berkembang dengan dukungan teknologi.
Salah satu pelaku UMKM lokal yang bangkit dari keterpurukan berkat e-commerce Shopee adalah Batik Khantil dari Pekalongan. Pemilik batik Khantil Ahmad Musa mengatakan, tempat usaha miliknya mengalami musibah kebakaran di tahun 2018, tiga tahun sesudah bisnis berjalan.
“Kebakaran akibat korsleting listrik itu menghanguskan toko yang menjadi pusat usaha saya. Rasanya campur aduk, sedih, kecewa, patah hati. Tapi dari situ saya memutuskan untuk bangkit lagi, membangun toko dan usaha yang lebih aman,” kisahnya pada acara Media Gathering Shopee 12.12 Birthday Sale, Jumat (5/12/2025) di Jakarta.
Menurut Ahmad, dia akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan e-commerce dengan membuka toko online di Shopee menjadi titik balik bisnisnya. Ternyata keputusan ini tepat. Apalagi kemudian “badai” pandemic Covid-19 membuat bisnis offline harus tutup, penjualan Batik Khantil, mengalami pertumbuhan lebih dari 50%.
“Tidak hanya membantu memperluas jangkauan, Shopee membawa kami pada hal yang lebih besar. Kami bisa lebih dekat dengan pelanggan, menjawab pertanyaan secara langsung, berdiskusi secara real-time lewat fitur interaktif Shopee Live,” katanya.
Ahmad juga melakukan modernisasi bisnis, mulai dari motif dan model hingga cara berjualan, agar batik tetap relevan dan dicintai generasi masa kini. Bahkan, melihat maraknya kegiatan live streaming di Shopee Live membuat Ahmad memutuskan untuk membangun studio live streaming khusus untuk Batik Khantil. Hasilnya, Shopee Live menyumbang hampir 45% dari total pesanan produknya.
Dia juga menggunakan program seperti Shopee Ads, Shopee University, serta pendampingan UMKM. Semua ini membuat Ahmad mengembangkan komunitas lokal di Pekalongan. Batik Kanthil kini memberdayakan 45 perajin dan tenaga lokal, membuka lapangan kerja, serta menyediakan ruang pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Selain itu, kini UMKM ini mulai mengekspor produk ke Malaysia, Singapura, dan Thailand lewat program Ekspor Shopee.
Kisah Batik Khantil ini masuk dalam video seri dokumenter bertajuk ‘Melestarikan Warisan Budaya’ bersama sejumlah pelaku usaha lokal dari negara tempat Shopee beroperasi di Asia Tenggara dan Taiwan.
“Seperti yang terlihat dalam video tersebut, Shopee benar-benar menjadi rumah sekaligus titik balik usaha kami,” pungkas Ahmad.
Selama satu dekade terakhir, Shopee telah menghubungkan pengguna di lebih dari 400 kota di Asia Tenggara & Taiwan secara rutin berbelanja di aplikasi Shopee, dengan lebih dari 140 miliar produk dibeli oleh pengguna yang tinggal di luar ibu kota.
“Perjalanan sepuluh tahun ini bukan hanya tentang Shopee, melainkan tentang mereka yang turut berkontribusi dan tumbuh bersama kami. Melihat teknologi fitur, dan program yang kami hadirkan membuka jalan bagi pengguna untuk berkembang, hal ini sangat berarti bagi kami,” kata Adi Rahardja, Senior Director of Business Development Shopee Indonesia.
Selain meluncurkan serial dokumenter ‘Melestarikan Warisan Budaya’ di YouTube Shopee Indonesia, Shopee Indonesia menggelar Kampanye 12.12 Birthday Sale.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pengguna, UMKM dan brand lokal, para kreator, serta mitra bisnis yang telah bersama kami sepanjang 10 tahun ini. Dukungan Anda semua adalah bagian terpenting dari perjalanan kami. Kami berharap kampanye 12.12 ini bisa menjadi bentuk apresiasi kami dan membawa kebahagiaan lebih kepada setiap orang yang telah menjadi bagian dari keluarga Shopee,” tutup Adi.
STEVY WIDIA
