youngster.id - Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Haktekna) 2022 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan empat Kawasan Sains Teknologi (KST) Nasional yaitu KST Soekarno yang berlokasi di Cibinong Jawa Barat, KST Habibie di Serpong Banten, KST Siwabessy di Pasar Jumat Jakarta, serta KST Samaun Samadikun di Bandung Jawa Barat.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, keempat kawasan sains tersebut dipilih menjadi KST baru ini mengedepankan hilirisasi hasil riset dan inovasi.
Keempat KST nasional ini dapat menggambarkan secara lengkap kondisi strategi ke depan riset dan inovasi di Tanah Air serta menjadi motor utama kemajuan ekonomi Indonesia,” kata Handoko, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/8/2022).
Ia pun menjelaskan masing-masing KST yang diumumkan. Menurutnya, beberapa KST merupakan rebranding dari kawasan riset yang sebelumnya sudah ada.
KST Soekarno di Cibinong dibangun di atas tanah seluas 198 hektor dan diinisiasi oleh Presiden pertama Soekarno, sejak tahun 1964. KST ini bertransformasi menjadi pusat riset hayati, baik pangan, kesehatan, dan lingkungan yang terintegrasi.
“Nama KST Soekarno diambil untuk menghormati Presiden Pertama RI dan memiliki peran strategis secara nasional tetapi juga secara global. KST Soekarno dengan berbagai fasilitasnya diharapkan bisa mendorong dan mempercepat pengembangan berbagai varietas unggul baru untuk ternak maupun pertanian,” kata Handoko.
Ia melanjutkan, KST Soekarno dilengkapi alat deteksi, baik untuk deteksi penyakit dini hingga deteksi kualitas bibit sedini mungkin.
Selanjutnya, KST Habibie yang berlokasi di Serpong merupakan hasil rebranding dari nama lamanya yakni Puspiptek Serpong. Selanjutnya, ada KST Siwabessy yang berlokasi di Pasar Jumat, Jakarta Selatan. KST ini difokuskan untuk penyediaan fasilitas bagi industri sterilisasi baik pangan maupun alat kesehatan, penyediaan produk radiofarmaka, serta terapi medis berbasis iradiasi seperti terapi proton untuk penderita kanker.
“Indonesia saat ini belum memiliki fasilitas terapi kanker yang memadai, padahal prevalensi penderita kanker sangat tinggi. Infrastruktur untuk terapi berbasis iradiasi sangat mahal serta membutuhkan biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi,” kata Handoko.
Terakhir, KST Samadikun yang diambil dari nama tokoh ilmuwan Indonesia. KST ini difokuskan untuk riset teknologi informasi dan komunikasi. “Pusat-pusat riset di KST Samadikun fokus pada pengembangan berbagai teknologi cerdas, termasuk kecerdasan artifisial dan big data,” kata Handoko.
Handoko mengungkap, kedua teknologi tersebut, kini bukan hanya penting untuk TIK tetapi menjadi kunci di ranah bioinformatika, terutama untuk pengembangan obat melalui molecular docking, pertanian, hingga smart farming.
“Keempat KST tersebut tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh periset BRIN tetapi juga industri atau perguruan tinggi,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post